Siang itu, Ferdi mengajak Dimas dan Cha-cha untuk mengurus semua persiapan pemakaman almarhumah Santi. Terlihat ibu Santi di rumah seperti orang gila, menangis terus menerus dan menyesal atas perbuatannya selama ini. Mau tak mau, salah seorang harus menenangkannya. Ferdi pun mendekat karena Cha-cha tak mau berurusan dengan ibunya Santi. “Bu, sabar. Santi sudah ada di alam lain. Kalau Ibu menangis begini, almarhumah tidak akan tenang di sana,” lirih Ferdi yang tak tahu lagi harus berkata apa kepada perempuan yang bertabiat buruk selama sisa hidup Santi. “Hiks hiks hiks .... Santi anakku satu-satunya. Tulang punggung keluarga. Kalau dia pergi, siapa yang mengurusku dan suamiku yang sakit-sakitan?” “Suami Ibu sudah diobati di rumah sakit dan aku yang donasi untuk pengobatan sampai sembuh.