Satu bulan sudah berlalu. Rain sungguh merealisasikan ucapannya yang tidak mau memikirkan Daren lagi. Walaupun sebenarnya ia masih terluka. Jam istirahat baru saja dimulai. Rain dan Rena memilih untuk makan di kantin sembari duduk-duduk untuk sebuah ide. Siapa tahu Rain bisa menfokuskan dunia menulisnya. Selain pintar dibidang mata pelajaran, Rain juga berbakat dalam menulis. Sudah satu bulan ini ia menfokuskan dirinya untuk bekerja di salah satu perusahaan penerbit asal Singapura. Ia mendapat kabar dari teman-temannya jika perusahaan tersebut bisa membayar penulis dan yang mereka ambil tidak hanya dari penulis Singapura saja, melainkan dari berbagai belahan dunia. Karena Indonesia masuk hitungan mereka, disanalah Rain berminat untuk mengembangkan sayapnya dalam dunia tulis menulis.