"Melamar?" Juna menatap lekat wajah Adam. "Iya, Om." "Bukannya semua ini hanya sandiwara? Kalian baru kenal, iya'kan? Kami juga belum mengenalmu, ini pertemuan pertama kita. Bagaimana aku bisa menerima lamaran seorang pria asing yang belum aku kenal." "Juna, kenapa bicara begitu. Kamu lupa, kami juga tidak mengenal kamu waktu kamu datang melamar Dinda. Kami hanya tahu, kamu Pamannya Medina!" Seru Winda gusar pada Juna. "Moomy Dinda benar, siapa di antara kita di sini yang menikah sudah saling kenal dekat, tidak ada. Toh semuanya baik-baik saja," ujar Juan. "Adis, bagaimana keputusanmu? Mau menerima Adam sebagai suamimu?" Dimas bertanya pada Adis. "Adis tidak punya waktu untuk berpikir lagi ya?" "Tidak, Sayang. Beri jawabanmu sekarang." Adis terdiam sesaat. Dilayangkan pandang pada