"Karena ... demi Amiku tentunya. Aku ingin memenuhi harapannya untuk melihat aku menikah, setelah ...." Adam terdiam, ia sadar hampir kelepasan menceritakan masa lalunya, rasa patah hatinya. "Setelah apa?" "Setelah usiaku mencapai tiga puluh tentunya." "Argghhh, masa sih gue harus nikah sama Lo. Tapi, ini nikah pura-pura saja seperti di n****+-n****+'kan?" "Gadis pecicilan seperti kamu suka membaca n****+ juga?" "Kenapa? Memang salah ya?" "Ya tidak. Tapi kamu harus tahu, nikah pura-pura itu cuma ada di n****+. Berdosa mempermainkan pernikahan." "Jadi?" "Kita menikah, tentu terikat hak, dan kewajiban sebagai suami istri." "Jadi gue harus tidur sama Lo, begitu?" "Tentu saja." "Iiih ... apa kata dunia, Adis sang playgirl, menikah dengan Om bujang tua yang bawel. Gue nggak mau ah,