Bab 16. Makan Malam Bersama

1952 Kata

Mungkin karena terlalu lelah, Arvin tidak mendengar panggilan Luna. Wanita itu tersenyum, dia benar-benar sangat merindukan kekasih hatinya itu. “Ck, kamu bohong. Kamu bilang membenciku, tapi semakin nggak bisa meninggalkanku. Mengatakan nggak ingin bicara denganku, tapi kamu yang rindu dengan wajah dan suaraku. Kalau kamu seperti ini terus, kamu benar-benar manis dan menggemaskan, aku jadi nggak bisa menahan diri.” Tangan Luna terangkat dan hendak membelai rambut legam Arvin, tapi dia tahan sejenak. 'Ah, nggak. Ini terlalu mudah. Aku akan main-main sebentar denganmu,' batinnya. Luna lebih memilih menutup lagi matanya. Mungkin dia ingin berpura-pura masih tidur dan mengerjai Arvin. * Pagi menjelang, Arvin bangun dari tidurnya. Dia menyentuh lembut pipi Luna, berharap istrinya itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN