"Ga usah La, Lo apa-apaan sih" ujar Kalila kepada Kala tersebut saat ini.
"Gua cuman ga mau Lo susah La, please bawa ini La. Gua tau kalo semua kartu Lo udah di ambil kan dan ga boleh di bawa pergi. Jadi sementara Lo pakek card gua dulu aja" ujar Kala masih menyodorkan Black Card nya.
"Kalo Lo kahak gini terus gua marah ya sama Lo La, gua ga akan mau ngomong lagi sama Lo. Masukin lagi card Lo itu, gua udah ada tabungan. Kalo gua ga ada tabungan mana mau gua keluar dari rumah" ujar Kalila tersebut.
"Okay, tapi kalo Lo butuh apa-apa kapan pun itu Lo tinggal telfon gua La, gua pasti bakalan Dateng ke Lo dengan secepat mungkin" jawab Kala itulah.
"Apa sih woy, udah lah sekarang kita turun aja udah jam segini, udah mau masuk juga" ujar Kalila kepada mereka berdua. Saat ini mereka pun menuruni tangga dan menggunakan lift hingga sampai ke lantai dua dimana kelas mereka berada. Saat membuka lift entah kesialan apa yang dimilik oleh Kalila karena di depannya saat ini ada Barra yang seperti nya sudah mencari Kalila sedari tadi. Kalila pun memutar mata nya dengan jengah saat ini itu.
Kalila keluar dari lift bersama Kala dan Renata, mereka menuju ke kelas dan Barra pun mengikuti mereka. Ia nanti ingin memprotes kepada Kala dan Renata karena mereka berdua tidak mengangkat panggilannya padahal Barra ingin bertanya apakah mereka berdua sedang bersama dengan Kalila atau tidak. Ternyata memang benar mereka sedang bersama dengan Kalila tadi.
"La, kamu tadi belum jawab itu tadi siapa yang anter kamu" tanya Barra.
"Yang nganter itu temen nya Kalila, udah deh Bar ga usah tampah riweh lagi deh Lo tuh" jawab Renata karena dirinya juga jengah dengan Barra itu.
"Temen menuju pacar kali, orang keliatan dekat gitu" ujar Barra itu.
"Ya terus kenapa kalo temen menuju pacar? Ga masalah kan buat Lo Bar? Jadi ga usah ngurusin gua deh Bar, please" ujar Kalila kepada Barra itu.
"Tentu jadi masalah dong buat aku dong La, aku masih suka sama kamu La. Aku juga mau kita barengan lagi kayak dulu" jawab Barra tersebut saat ini.
"Bar, kita ini udah pisah bar. Kita udah putus dan Lo ga berhak lagi buat kayak gitu sama gua. Gua juga ga akan pernah balik ke Lo Bar. Jadi please jangan buat semua nya semakin rumit. Hidup gua aja sekarang lagi rumit Bar, kalo Lo makin ngebuat semuanya jadi rumit dan runyam gimana caranya gua masih mau untuk bertahan hidup kalo gitu Bar?" tanya Kalila kepada Barra.
"La, kok kamu ngomong kayak gitu sih. Aku ga suka ya La" ujar Barra.
"Ya udah kalo ga suka omongan tentang kayak gini gua minta sama Lo buat jangan bahas yang berat-berat dulu sama gua Bar. Jujur otak gua udah over load sekarang. Gua ga mau otak gua meledak ntar" ujar Kalila tersebut.
"Oke kalo gitu, aku ke kelas dulu ya La" ujar Barra yang mana ia tidak ingin membuat Kalila terlalu banyak pikiran saat ini. Mungkin Barra harus sejenak memberikan sedikit waktu sendiri untuk Kalila, ah bodohnya Barra tadi tidak bertanya tentang tempat tinggal Kalila saat ini dan keadaan Kalila. Itu mengindikasikan bahwa Barra tidak peduli kepada Kalila, ia pun saat ini memaki dirinya sendiri karena sudah bertindak sangat bodoh sekali saat ini.
Entah lah apa yang ada di pikirannya tadi, seperti nya kecemburuannya pada cowok yang tadi pagi mengantar kan Kalila menjadi penyebab nya. Saat ini Barra sudah benar-benar kembali ke kelasnya, sementara Kalila di kelas juga sedang menulis catatan yang tadi belum sempat ia tulis di buku nya.
Sementara itu, saat ini Aksa sedang berada di kelas yang free class atau tidak ada gurunya. Bagi Aksa, saat seperti ini sungguh sangat menyebalkan karena dirinya harus siap di ganggu terus oleh Tiara. Hal itu bisa terjadi karena hidup Aksa yang sial dan harus satu kelas dengan Tiara tersebut.
"Sa, tadi Dhika bilang sama aku kata nya kamu kemarin bawa cewek ke warteg? Siapa cewek itu Sa?" tanya Tiara dengan terang-terangan pada Aksa. Sementara Aksa saat ini tampak terkejut dengan pertanyaan dari Tiara itu, ia pun memaki Dhika di dalam batinnya karena dirinya sudah membuat masalah baru lagi. Tiara adalah tipikal orang yang jika ia belum mengetahui tentang apa yang ingin ia ketahui, ia tidak akan berhenti untuk mencari tahu nya.
"Temen gua" jawab Aksa dengan singkat lagi-lagi membuat Tiara kesal.
"Yang lebih spesifik gitu, masa cuman temen tapi Lo ajak ke warteg? Apa dia temen deket Lo atau siapa? Lo ngomong dong sama gua Sa, gua juga berhak tau" ujar Tiara yang sudah dengan kata lo- gua yang mana berarti Tiara sudah berada di kekesalan yang maksimal kali ini. Aksa melihat ke arah Tiara dengan dahi mengkerut nya. Cewek di depannya ini memang sangat aneh.
"Gua rasa ga ada yang perlu Lo tau lagi Tiara. Lo ga lupa kan? Gua sama Lo udah ga ada hubungan apa-apa. Kita udah putus sejak Lo selingkuh di belakang gua. Lo pasti nya ga lupa kan sama itu? Atau mau gua kasih liat Lo lagi tentang foto itu?" tanya Aksa kepada Tiara dan hal itu pun mampu membuat Tiara saat ini terdiam dengan sempurna. Ia tidak bisa mengelak lagi.
Mereka berdua yaitu Kalila dan Aksa berada di tempat berbeda, tapi apa yang mereka lakukan hampir sama kepada mantan mereka yang masih mengejar-ngejar mereka. Mereka membuat kedua mantan mereka itu terdiam dan meninggalkan mereka karena sudah tidak bisa lagi mengelak apa-apa.
SMA Garuda saat ini sudah waktu nya untuk pulang. Kalila pun saat ini keluar berbarengan dengan Renata dan Kala. Mereka menuju ke parkiran.
"Gua anter balik ya La" ujar Kala kepada Kalila yang membawa helm nya.
"Kala, Lo ga lupa kan sama apa yang gua bilang tadi siang?" tanya Kalila.
"Oke, kalo gitu Lo balik pakek apa?" tanya Kala kepada Kalila tersebut.
"Gua balik pakek angkot" jawab Kalila membuat Kala dan Renata kaget. Mereka berdua saat ini melotot karena jawaban dari Kalila tersebut. Tentu mereka tidak pernah berpikiran jika Kalila akan bisa naik angkot tersebut.
"Ga La, terlalu bahaya La. Lo gua pesenin taksi online aja" ujar Kala.
"La, please gua mau nyoba mandiri. Gua ga papa, gua bakalan aman aja La. Lo tenang aja, ga usah khawatir. Please, percaya sama gua" ujar Kalila.
"Kalo ada apa-apa telfon gua La, gua anter sampe halte depan" ujar Kala. Kalila pun mengangguk, ia naik ke mobil Kala dan saat ini ia turun tepat di depan halte dekat yayasan sekolah mereka. Ia pun turun dari mobil Kala.
"La, Lo ga mau pulang aja apa. Gua bakalan bujuk Mama, Papa sama Kakek buat batalin pertunangan atau pernikahan atau perjodohan Lo itu lah. Tapi asal Lo balik La, ayo balik" ujar Kala dengan santat manja ke Kalila itu.
"Heh, gua geli banget gila ngeliat Lo kayak gini. Gua bakalan pulang kalo gua udah pingin pulang. Untuk saat ini gua belum bisa" ujar Kalila tersebut.
"Udah sana Lo balik sana, bye babe love you" ujar Kalila sembari ia mencium kedua pipi dari Kala itu dan langsung berbalik dan berjalan menuju ke halte itu. Kala pun saat ini meninggalkan halte tersebut bersama Kalila.
Sementara sedari tadi ada yang sudah melihat ke arah Kalila dan Kala dengan intens. Ia tidak menyangka bahwa orang yang ia kenal dan ia sukai juga kenal dengan orang yang baru saja ia kenal dan seperti nya mereka dekat. Ia sudah menyukai Kala beberapa bulan ini semenjak ia bertemu Kala di lomba basket antar sekolah. Entah kenapa ia langsung jatuh cinta ke Kala. Ia kira Kala tidak memiliki pacar atau seseorang spesial karena Kala tidak pernah terlihat bersama dengan cewek, tapi sepertinya ia salah karena baru saja ia melihat Kala dengan Kalila dan Kalila mencium pipi dari Kala juga.
"Ah, Kak Yumna astaga. Akhirnya ada temen berangkat. Tau ga sih kak, Lila tadi pagi jadinya di anter sama Kak Kelvin karena ternyata angkot nya itu di jalan yang besar, pantes di tunggu di yang dekat kos ga ada" ujar Kalila itu.
"Astaga Kalila, maaf Kakak lupa ngasih tau ke kamu. Kamu tadi ga telat kan La? Sekali lagi maaf ya La" ujar Yumna tidak enak kepada Kalila itu.
"Tenang aja kak, ga papa kok kak hehee. Santai aja" jawab Kalila itu.
"Hehehe iya La, ah iya tadi kamu di anter siapa ke sini?" tanya Yumna.
"Ohh itu Kala, temen kelas kak hehehe" jawab Kalila kepada Yumna dan Yumna pun mengangguk meski pun menurut nya yang tadi itu lebih dari teman. Kala juga seperti terlihat menyayangi Kalila juga dengan tulus tadi.
Angkot menuju ke kos mereka pun saat ini sudah ada, mereka berdua langsung masuk ke dalam angkot dan ini adalah pertama kali nya Kalila naik angkot. Ia sebelum ini belum pernah naik ke angkot mana pun juga tersebut.
Angkot ini untung saja tidak terlalu penuh, jadi mereka masih bisa duduk dengan nyaman. Kalila saat ini berada di dekat jendela dimana ia mendapat kan udara yang banyak, ternyata berada di angkutan umum sangat panas dan juga pengap. Kalila pun mencoba untuk menahan semua rasa mual tersebut.
"Kak Yumna tadi gimana lomba nya? Pasti menang kan? Pasti nya dong ya ga mungkin kalo ga" ujar Kalila kepada Yumna dna Yumna tersenyum.
"Hehehe ya aku bersyukur masih bisa bawa piala tadi La" ujar Yumna.
"Wahhh Kak Yumna ini ya emamg bener-bener pinter, terus juga mandiri cantik lagi. Kayak nya banyak cowok yang bakalan antri deh" jawab Kalila.
Tapi aku cuman mau Kala, apa mungkin Kala masih sendiri dan dia bakalan mau sama aku ya Kalila? Sedangkan tadi aku ngeliat kalian berdua mesra kayak gitu. Ah tapi ya ga tau lah besok kedepanny gimna. Batin Yumna.
"Hahaha kamu bisa aja sih. Nah ini udah sampe, yuk kita turun nanti malah kelewat harus jalan jauh lagi" ujar Yumna kepada Kalila tersebut.
Mereka berdua pun turun dari angkot itu dan Kalila saat ini bisa bernafas dengan lega, Kalila mengeluarkan uang lima puluh ribu yang ia punya di saku seragamnya. Sopir meminta uang yang kecil atau uang pas saja, tapi ia tidak punya dan akhir nya ia pun di bayari oleh Yumna pada saat ini tersebut.
"Kak Yumna, makasih banyak ya Kak. Besok aku ganti" ujar Kalila itu.
"Sama- sama, santai aja La" ujar Yumna sembari tersenyum manis itu.