Tatapan Alsaki

1025 Kata
Keysa menghempaskan tubuhnya di kursi yang berada tidak jauh dari Alsaki. Keysa mendengus kesal karena Alsaki tidak mengijinkan Keysa untuk keluar dari ruangan Alsaki. "Tsk, apa kamu tidak bosan membuat aku menempel di dekat kamu?"tanya Keysa yang mulai kesal dengan tingkah Alsaki. "Tidak," jawab Alsaki yang membuat Keysa memutar bola matanya, "Aku butuh privasi, " jawab Keysa, "Aku tidak peduli," ungkap Alsaki yang tidak peduli dengan apa yang Keysa katakan, "Egois," maki Keysa, Alsaki menatap Keysa tajam dan mengabaikan Keysa. Keysa mendengus kesal ketika Alsaki mengganggunya. Keysa menatap layar ponselnya yang tertera nama salah satu sugar daddy miliknya, "Aku mau ke toilet," dusta Keysa yang membuat Alsaki mengiyakan permintaan Keysa. "Hm," Keysa bersenandung riang, dia segera menerima panggilan telfon dari salah satu sugar daddy miliknya, "Hai, Om," "Apa kabar, Key? Aku rindu, aku tidak bisa menemukan kamu di cafe. Kamu pergi ke mana, Key?" "Maaf, Keysa harus ke luar kota, Om. Tante Keysa sakit," dusta Keysa, "Apa kamu membutuhkan dana untuk Tante kamu?" "Keysa masih ada tabungan, Om." jawab Keysa yang sedang menarik ulur keberuntungannya. "Jangan katakan hal itu, aku merasa tidak berguna, aku akan mengirimkan hadiah untuk kamu, nomer rekening kamu tidak berubah kan, Sayang," "Tsk, kenapa Om memaksa. Keysa-," "Sayang, semua akan aku berikan untuk kamu," "Terima kasih," Keysa tersenyum penuh kemenangan, kemampuan Keysa memenangkan hati para pria itu, belum hilang. Keysa tidak menampik, jika Alsaki mampu memenuhi kebutuhan Keysa, Hanya saja, Keysa ingin sesuatu yang berbeda. Keysa masih belum puas dengan apa yang dia miliki. ** Alsaki tidak menemukan Keysa di ruangannya. Alsaki memanggil Kavi lewat sebuah benda yang berada di meja kantornya, membuat Kavi segera masuk ke dalam ruangan Alsaki. "Ada apa? Kenapa kamu membuat aku tidak bekerja dengan tenang," "Di mana Keysa?" "Aku bukan baby sister Keysa," "Aku serius," "Bukannya dia keluar dengan ijin kamu? Dia bilang kamu ingin dibuatkan kopi dari cafe-nya." "Apa? Sejak kapan aku suka minum kopi di sore hari?" tanya Alsaki, Kavi mengangkat kedua bahunya bersamaan, menandakan jika Kavi tidak mengerti apa yang dimaksud Alsaki. Kavi meringis serba salah. "Tsk, Keysa selalu penuh dengan kejutan," "Apa aku perlu mencari Keysa, sekarang?" "Tidak usah, dia akan pulang dengan sendirinya." jawab Alsaki yang kini mendahului Kavi untuk keluar dari ruangannya. Alsaki memutuskan untuk minum bersama dengan sahabatnya di club. Dia ingin melepas kepenatannya malam ini, Kavi dan Jendra menatap Alsaki bergantian. Mereka tidak habis pikir, biasanya Alsaki tidak pernah mengajak mereka berdua untuk minum bersama terlebih dahulu, dan saat ini keadaannya berbeda. "Kamu baik-baik saja, Al?" "Hm," "Tidak biasanya kamu berinisiatif untuk pergi minum bersama dengan kami. Jika ada hal yang mengganggu kamu, kamu bisa katakan dengan benar, dan kami berdua akan membantu kamu mendapatkan solusi bersama," tawar Jendra yang saat ini mencoba menerka apa yang terjadi dengan sahabat mereka. "Tidak ada," "Ckckck, apa ini karena Keysa?" tebak Kavi yang membuat Alsaki berhenti menggerakkan gelas yang berisi wine di tangannya. "Sepertinya benar," timpal Jendra yang saat ini menatap Alsaki yang tampak membeku sesaat, kemudian menutupi rasa yang dia sembunyikan dengan meneguk segelas wine di tangannya. "Apa kamu jatuh cinta dengan Keysa?" "Terlalu dini, untuk mengatakan aku jatuh cinta dengan dia, aku rasa ini hanya obsesi sesaatku karena dia bisa membuat aku tidur dengan baik," jawab Alsaki yang gamang dengan apa yang dia rasakan. "Semoga saja seperti itu," "Hm." Sementara itu, Keysa masuk ke dalam apartement Alsaki. Tampaknya sang pemilik rumah belum tiba, Keysa sengaja pulang lebih awal karena dia harus mengatasi masalah di cafe miliknya. Setelah itu, Keysa pergi belanja bulanan untuk isi kulkas Alsaki yang tampak kosong dan tidak ada bahan masakan yang bisa Keysa masak. Keysa meletakkan tas belanja yang dia bawa dengan susah payah dari lantai bassement, kemudian Keysa menata satu per satu barang belanjaannya di dalam kulkas. Keysa tersenyum puas dengan apa yang dia lakukan, tentu saja ini tidak gratis, karena dia akan meminta biaya ganti rugi pada bos-nya, Alsaki Radeva. Keysa beranjak ke area dapur dan mulai melakukan hobinya, memasak. Malam ini, Keysa akan membuatkan makan malam spesial untuk Alsaki, tentu saja sebagai tanda terima kasih, karena Alsaki tidak menuntut ganti rugi kejadian yang berlangsung di hotel malam itu. Keysa tersenyum puas, hasil kerja kerasnya terbayar, dia mampu menghidangkan beberapa menu di meja makan. Hanya makan malam sederhana ala rumahan, Keysa mengikuti usul Ramon yang meminta Keysa berdamai dengan Alsaki. Suara pintu apartement Alsaki terbuka, Keysa segera menghampiri Alsaki dan menatap Alsaki yang kini tampak datar dan mengabaikan Keysa, tidak seperti Alsaki yang Keysa temui tadi siang, "Kamu dari mana?" "Apa aku harus melaporkan hal yang aku lakukan?" "Maaf, aku tidak bermaksud mencampuri urusan kamu, hanya saja, aku sudah membuat makan malam untuk kamu, apa kamu mau makan malam bersamaku?" "Terima kasih, tapi aku sudah tidak lapar," jawab Alsaki yang membuat Keysa menganggukkan kepala patuh, "Baiklah, kalau begitu aku masukkan makanan itu ke dalam kulkas saja," putus Keysa, Jujur saja, Keysa kecewa. Ntahlah, seharusnya Keysa tidak berharap banyak dengan Alsaki, Keysa akan menyalahkan Ramon atas hal ini, Keysa segera pergi ke dapur, namun ketika piring yang berisi ayam goreng saos mentega akan di ambil dari tempatnya, Alsaki tiba-tiba saja duduk di depan Keysa, dia menatap Keysa dan meminta Keysa untuk mengambilkan nasi yang berada tidak jauh di depan Keysa. "Aku berubah pikiran, aku lapar, apa kamu bisa mengambilkan aku sedikit nasi?" pinta Alsaki yang membuat sebuah senyuman terbit di bibir Keysa, "Tentu saja," jawab Keysa. Alsaki tersenyum kaku. Ini pertama kalinya, Alsaki makan bersama dengan seorang wanita semenjak dia bercerai dengan mantan isterinya. Keysa melupakan rasa kecewa yang sempat bergelayut di hatinya, tentu saja semua berkat Alsaki yang meluluhkan hatinya untuk bergabung bersama dengan Keysa di meja makan. Setelah mereka selesai menikmati makan malam, Alsaki mengambil inisiatif untuk membersihkan peralatan makan mereka di westafel. "Aku kira kamu tidak pandai memasak," "Tsk, kamu terlalu meremehkan aku, sejak aku ditinggal ibu, ayah selalu melatihku untuk menjadi gadis yang mandiri." "Terima kasih," "Untuk apa?" tanya Keysa yang tidak mengerti ucapan 'terima kasih' yang ditujukan untuk dirinya. "Kamu sudah menyediakan makan malam yang enak hari ini," "Tsk, jangan terlalu berlebihan, aku melakukan ini karena ada harganya," "Maksud kamu?" "Semua tidak gratis, hubungan kita berdua simbiosis mutualisme, jadi ada harganya," jawab Keysa yang membuat Alsaki tersenyum penuh arti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN