Aku menundukkan kepala dengan senyum terkulum. Layaknya gadis remaja yang malu-malu saat ditembak oleh seorang pria. Rasanya ... jedag jedug jantung ini tiba-tiba. "Ini sudah dua kali loh Pak Surya melamar saya. Saya jadi tidak enak hati mau menolak lagi," jawabku asal dan setelahnya aku menyesal karena telah keceplosan bicara. Wajah Pak Surya mendadak serius. "Apa itu artinya kamu terima lamaran saya, Tari?" Aku menelan ludah. "Ada banyak hal yang harus kita bicarakan lagi, Pak, setelah saya tahu bahwa Anda adalah dudanya Hannah." Pak Surya terkesiap. Ya, aku memang harus bicara berdua dengannya setelah apa yang pernah aku dengar atas perbincangan Pak Surya dengan orangtuanya waktu itu. Aku harus pastikan bahwa apa yang beliau katakan benar adanya. Jika Pak Surya memang jatuh cinta pa