"Papi aku nggak mau pulang sekarang," rengek Cahaya ketika Pak Surya mengajak gadis itu untuk pulang. "Ini sudah malam, Aya. Besok kita main lagi." Gadis itu cemberut dengan kedua lengan terlipat depan dadaa. "Kenapa sih harus pulang. Padahal aku senang di sini. Rumah Mami ramai. Cahaya punya banyak teman. Kalau di rumah papi, sepi. Hanya ada suster dan bibik," gerutu gadis itu menyuarakan isi hatinya. "Aya, papi janji kapan-kapan kita main lagi. Kasihan maminya mau istirahat. Aya tahu kan jika mami belum sehat betulan." "Iya iya. Demi mami aku pulang. Tapi kapan-kapan Aya boleh kan ke sini lagi. Sama nginap sekalian di sini. Kalau perlu Aya mau pindah saja tinggal di rumah mami." Aku melongo mendengar penuturan gadis kecil itu. Sementara Pak Surya tampak frustasi dengan mengusap kasa