Ravi " Menikahlah denganku." Kalimat itu terlontar begitu mudah dari mulutku. Ivi didepanku tampak terkejut. Bibirnya molongo dan matanya mengerjap lucu, " Me—menikah?" Tanyanya tak percaya. Aku tersenyum. Krek... Tiba-tiba pintu ruanganku terbuka dan ibuku datang diikuti ayahku dibelakang beliau. " Ravi! Ya Ampun, kok bisa sampai kejatuhan papan iklan gimana ceritanya?" Ibu serta merta berlari kecil kearahku dan beliau menatapku dari atas sampai bawah. " Buk, jangan langsung ngegas gitu." Ayah ikut berdiri di samping ibu dan beliau menatapku sambil geleng-geleng. " Sudah bosan hidup ya Rav? Bisa-bisanya kejatuhan papan iklan. Udah tahu ada renovasi ya jangan lewat di sekitar area itu." Ayah menarik kursi dan beliau duduk sementara ibu masih berdiri. Gerakan ayah terhenti begitu be