BAB 14 Salah Paham 1

1285 Kata
"Kamu ingin kemana?" tanya James bersandar di pintu ruangan kerja Alexa. Ya Alexa masih tetap bekerja di Restoran ini. Sesekali dia mengecek rasa masakan dan mengajari beberapa asistannya untuk meracik bumbu. "James, malam ini aku tidak bisa makan malam di rumah. Aku ada acara bersama Elena" jawab Alexa merapikan pakaiannya. "Kamu tak mengajakku?" ucap James sakartik, Alexa menatap James. "Tak bisa, James" "Kenapa? Harusnya kamu mengenalkan aku sebagai suamimu di depan teman-temanmu itu. Kecuali? "Kecuali apa?" tanya Alexa ketus. "Kecuali kau ingin berselingkuh dariku" bisik James di telinga kanan Alexa. Alexa merasa geli saat hembusan nafas James menerpa wajahnya. Nafas beraroma mint menyeruak di hidungnya. Beselingkuh Alexa jadi ragu menjalankan niatnya untuk memberikan hadiah kepada Peter. Kalau dia tetap melakukan ini berarti dia berselingkuh. Oh tidak, apa yang harus Alexa lakukan? "Kenapa kau diam? Jadi benar kamu ingin berselingkuh dariku?" tanya James yang sudah melingkarkan kedua tangannya di depan Alexa "Ti..tidak James. A..aku tidak berselingkuh" ucap Alexa gugup. Bagaimanapun juga saat ini posisinya dengan James hanya dibatasi oleh pakaian yang mereka kenakan. "Lalu?" tanya James lagi sambil merekatkan pelukannya dengan Alexa. "Ja..mes, jangan seperti ini" ucap Alexa mencoba melepaskan diri dari James. Tetapi kekuatannya tidak sebanding dengan James. "Kenapa? Kita suami istri, jadi aku berhak melakukan apapun padamu" ucap James sambil mengecup leher Alexa. Alexa tidak bisa menolak sentuhan James, darahnya mengalir begitu cepat saat bibir James menyentuh lehernya. Jantungnya seakan berpacu dengan cepat. Dia tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Pikirannya ingin terlepas dari James, tetapi hati dan tubuhnya tidak menolak sentuhan James. "Aahhh, Ja..mes" Alexa tak kuat lagi, James memberikan kissmark di lehernya. Alexa mencengkram bahu James dengan jarinya. Alexa benar-benar tidak kuat. James terus mencium dan menjilat lehernya. Ceklek "Maaf Tuan, Maaf Nyonya" ucap salah satu pegawai yang masuk ke ruangan Alexa. "Keluar" ucap James dingin. Pegawai perempuan itu akhirnya keluar dengan menutup pintu kembali. Untung saja pegawai itu datang, kalau tidak. Alexa tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Alexa malu sekali ketahuan berbuat m***m di ruang kerjanya. "Jangan pergi" ucap James menarik tangan Alexa. "James, jangan berbuat seperti ini lagi" "Seperti apa?" tanya James jahil. Alexa menunduk, bingung apa yang harus dia katakan. "Kau menikmatinya, Alexa. Apa kau ingin melakukan lebih dari ini?" ucap James lagi menaikkan dagu Alexa dengan jarinya. "James" pekik Alexa. "Kita suami istri. Kita juga belun pernah melakukan itu. Jadi tak ada salahnya kalau aku meminta hakku sebagai suamimu" "James, jangan sekarang. Aku belum siap. Hem, kita juga harus melakukannya kalau kita berdua sudah saling mencintai" ucap Alexa ragu. "Cinta. Kenapa kamu tidak mencintaiku?" "Kamu juga belum mencintaiku. Kekasihmu yang bernama Siera tiga hari lalu mendatangiku" ucap Alexa ketus. "Siera?" tanya James bingung. "Iya Siera, wanita yang kamu sebut namanya di dalam tidurmu. Dan wanita yang datang bersamamu waktu ke Resto. Jadi siapa yang berselingkuh, aku atau kau?" ucap Alexa kesal. James terkekeh. "Jangan cemburu. Dia bukan Siera namanya Maurent. Dia bukan siapa-siapaku" "Aku tidak peduli" ucap Alexa ketus. James membalikan tubuh Alexa agar menghadap kepadanya. "Alexa, dengarkan aku. Maurent tidak ada hubungan apa-apa denganku. Kalau dia mengganggumu, beritahu aku. Kalau Siera, dia ada di Itali. Nanti kalau kita kesana aku akan mengenalkannya padamu. Jadi jangan cemburu" "James, aku tidak cemburu" ucap Alexa ketus. "Hahaha. Tapi sikapmu menunjukkan kau cemburu. Sudah. Mulai saat ini belajarlah mencintaiku. Karena kita suami istri. Jadi sudah sepantasnya kamu mencintaiku" ucap James meninggalkan Alexa. "Ish, Apa-apaan dia. Seenaknya menyuruhku mencintai dia. Pria menyebalkan" batin Alexa kesal. Gara-gara short time-nya dengan James, Alexa sedikit terlambat datang ke Apartemen Elena. Untung saja Pedro mengantarnya. "Pedro, terima kasih sudah mengantarku" ucap Elena sebelum turun. "Sama-sama Nyonya" ucap Pedro tersenyum. "Oh ya, tolong kamu berikan ini kepada James. Ini makan malam untuknya" ucap Alexa memberikan paper bag bewarna coklat. "Baik Nyonya" ucap Pedro menerima dengan senyum. Alexa melangkah keluar dari mobil dan memasuki Apartemen Elena. Pedro memastikan Alexa sudah masuk barulah dia menjalankan mobilnya untuk menjemput James. Pedro senang sekali. Setidaknya suami istri ini tidak pernah bertengkar. Dan Alexa masih tetap perhatian untuk mengurus James. Malam harinya Alexa kebingungan mencari hadiah yang sudah dia bungkus untuk Peter. Dia benar-benar lupa meletakkannya dimana. Karena setelah datang Alexa langaung membantu Elena memasak. "Alexa apa yang kamu cari?" tanya Elena. "Hadiahku untuk Peter" jawab Alexa masih mencari bungkus kado bewarna biru. "Bukannya sudah kamu berikan. Dan kamu tahu sekarang bagaimana perasaan Peter padamu" ucap Elena santai. "Maksudnya?" tanya Alexa bingung menatap Elena. "Lihat itu, jam tangan yang kau beli sudah di pakai di tangan Peter" bisik Elena sambil menunjuk ke arah Peter yang sedang duduk menonton televisi. "Aku merasa belum memberikannya" ucap Alexa ragu. "Lalu Peter dapat darimana. Jelas-jelas Peter baru memakainya. Sudahlah, ayo harusnya kamu senang berarti kamu spesial di mata Peter" Alexa masih saja bingung. Tetapi memang benar jam tangan itu memang jam tangan yang dia berikan untuk Peter. Seharusnya Alexa senang Peter memakainya. Tetapi kenapa hati kecil Alexa sedikit tidak bahagia. "Peter, aku ada janji dengan temanku. Tolong titip Alexa ya" ucap Elena yang rapi dengan pakaian casualnya. "Elena, kau meninggalkanku?" tanya Alexa. "Ssst, ayo berdekatanlah dengan Peter. Setidaknya untuk malam ini. Besok Peter harus kembali ke New York. Mungkin akan kembali saat kita kelulusan. Gunakan malam ini sebaik mungkin. Oh ya, kalau mencari pengaman dilaciku ada 2" bisik Elena. Alexa melebarkan matanya tak percaya, kalimat terakhir Elena benar-benar laknat. Alexa kesal sekali. Sayangnya saat Alexa ingin marah kepada Elena, wanita itu sudah menghilang di balik pintu. "Alexa, duduklah temani aku menonton" ucap Peter sambil menepuk kursi disebelahnya. "Okey" Alexa melangkah dan duduk disamping Peter. "Terima kasih Alexa" ucap Peter tersenyum. "Untuk?" "Semuanya" Alexa yang malu tersenyum menundukkan wajahnya. Oh sial, Peter manis sekali saat tersenyum. "Kamu cantik, saat blushing" goda Peter. "Peter, jangan menggodaku" ucap Alexa malu. "Aku jujur. Jangan menunduk" ucap Peter memegang kedua pipi Alexa. Sehingga hazel mereka berdua saling bertatapan sebentar. Drrrrt Drrrt Alexa mengalihkan pandangannya dan menjauh dari Peter. Alexa mengambil ponselnya. Dia melihat siapa yang sudah menggangu waktu romantisnya bersama Peter. James Oh tidak James menghubunginya. Alexa melangkah menjauh dari Peter untuk mengangkat teleponnya. Di rumah James merasa bahagia sekali mendapat paper bag titipan Alexa. Dia duduk di atas ranjangnya. Memegang sebuah kotak bewarna biru. Setelah beberapa menit menatap kotak itu, akhirnya James membuka kotak tersebut. Matanya berbinar melihat memo tulisan tangan Alexa. Happy Birthday By : Alexa "Manis sekali" ucap James pelan. James membuka kotak hitam tersebut, hatinya tambah senang melihat isi kotak tersebut. Bibirnya mengukir senyum melihat jam tangan terbaru yang dihadiahkan oleh Alexa untuknya. James tidak menyangka Alexa diam-diam memperhatikan dirinya. Sampai tahu kalau hari ini James ulang tahun. James saja tidak pernah ingat kapan terakhir kali mendapat hadiah ulang tahun. James langsung memakai jam tangan tersebut. Dia benar-benar bahagia. James melangkah ke ruang makan. Dia duduk dengan wajah yang yang terus tersenyum. "Tuan mau makan sekarang?" tanya Pedro yang berdiri di sampingnya. "Iya, cepatlah siapkan"ucap James yang masih tersenyum. "Dia manis sekali" ucap James pelan. Pedro yang sedang merapikan makan di atas meja makan, ikut tersenyum melihat Tunnya yang sangat bahagia. "Sudah siap Tuan" ucap Pedro yang masih berdiri. "Kenapa masih berdiri. Duduklah. Hari ini aku bahagia sekali. Kamu tahu Pedro. Alexa memberikanku hadiah. Aku saja lupa ulang tahunku. Tetapi dia ingat. Ya walaupun dia tidak ikut makan malam bersama. Setidaknya dia sudah menyiapkan ini" ucap James dengan terus tersenyum. Pedro duduk dan memandang James ikut tersenyum. Pedro tidak pernah melihat James sebahagia ini. Pedro berharap James dan Alexa bisa terus bersama. "Aku akan mengajak Alexa kencan malam ini. Pedro cepatlah habiskan makanannya antar aku ke Apartemen milik Selena" ucap James. "Elena tuan" ucap Pedro. "Iya, terserah. Elena atau Selena sama saja" Setelah selesai makan Pedro mengantar James ke Apartemen Elena untuk menjemput Alexa. James merasa dirinya seperti anak SMA yang sedang kasmaran.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN