BAB 1 My Wedding
Alexa harus kembali ke kota kelahirannya di Texas. Padahal minggu depan hari pertama sekolah memasaknya. Dengan perasaan kesal Alexa terus berjalan menyusuri bandara Charless De Gaulle. Ya saat ini dia sedang berada di Paris. Alexa akan bersekolah di sini. Sekolah memasak yang sudah dia tunggu-tunggu.
Alexa mempunyai mata biru dan hidung runcing. Dia memiliki rambut lurus berambut pirang, terkadang dia suka mengeriting rambutnya. Dia juga memiliki tubuh langsing. Disinilah dia sedang duduk diam menunggu Ayahnya Leon untuk membawanya ke pelaminan.
Alexa sempat terpikir lagi kenapa bukan Catalina saja yang menikah dengan pria itu? Kenapa harus dirinya? Tetapi dia harus menerima jawaban yang sangat tidak masuk akal.
"Catalina sudah mempunyai pacar yaitu Robet" begitulah jawaban Catlyn dan Leon.
Apa bedanya anggap saja Alexa juga mempunyai pacar, harusnya tetap Catalina yang menikah. Catalina adalah anak pertama. Lagi-lagi jawaban tidak mengenakan yang dia dengar.
"Walaupun kamu sudah punya pacar. Kamu harus memutuskannya. Dan tetap menikah, tidak ada penolakan dan pertanyaan lagi".
Alexa tidak merasakan gugup, karena ini bukan pernikahan impiannya. Alexa terus berjalan menggemgam lengan Leon. Dia hanya melihat semua orang tersenyum menatapnya. begitu juga dengan Ibunya dan Kakak tersayangnya.
"Kau gugup Nak?" bisik Leon.
"Tidak" jawab Alexa singkat.
Kini Alexa sudah berhadapan dengan pria yang saat ini akan menjadi suaminya. Alexa menatap lekat pria dengan tuxedo navy. Pria bermata biru seperti dirinya, badan yang tinggi, dan bulu-bulu halus disekitar rahangnya. Alexa akui calon suaminya ini memang tampan.
"Sedang menikmati apa yang kau lihat Nona" ucap pria itu dengan sangat pelan hanya Alexa yang bisa mendengarnya.
Alexa memutar kedua bola matanya. Dia merutuki dirinya sendiri, kenapa harus terpesona dengan pria yang akan mengambil masa depannya ini. Umurnya masih 20 tahun, tetapi dia sudah harus menikah, malam pertama.
OH tidak-tidak-tidak !
Alexa menggelengkan kepalannya, apakah dia harus melewati malam pertama dengan pria di depannya ini? Kalau dia melakukan hubungan itu, berarti dia akan hamil dan mempunyai anak.
Tidak-tidak-tidak
Alexa harus melanjutkan sekolah memasaknya. Dia tidak boleh hamil dulu. Kalau sampai dia hamil. Dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Bagaimana ini?
"Kau siap?" terdengar suara bariton yang menyadarkan lamunan Alexa.
"TIDAK" teriak Alexa, membuat semua orang yang hadir terheran-heran dengannya.
Pria yang baru saja dia tahu namanya adalah James itu menatapnya lekat. Alexa yang menyadari kebodohannya itu, tersenyum canggung. Dia tidak berani menatap calon suaminya.
"Maaf, saya melamun. Lanjutkan, saya siap " ucap Alexa.
Mendengar pernyataan Alexa membuat kedua orang tuanya lega. Akhirnya janji suci pernikahan dari Alexa dan James selesai. Semua orang tersenyum menatap pasangan yang sudah resmi menjadi suami istri itu.
Inilah sesi yang paling Alexa tidak suka berciuman dengan pria yang tidak cintai. Mereka sudah saling berhadapan, James sudah melingkarkan tangannya di pinggang Alexa.
"Tunggu" ucap Alexa menahan d**a James. James menaikkan sebelah alisnya.
"Ehm. Ma..maksudku. Bisakah kamu mencium ke..keningku saja" ucap Alexa gugup.
"Maaf, tidak bisa" ucap James.
"Hmmmptt" Alexa hanya bisa melebarkan matanya saat James sudah menyambar bibirnya.
Hanya melumat sebentar, hanya sebagai formalitas agar pernikahan ini tidak begitu menyedihkan. James melepaskan ciumannya dan tersenyum kepada semua orang yang hadir. Sementara Alexa masih terdiam tak menyangka. Walau ini bukan ciuman pertamanya. Tetapi semenjak 3 tahun ini dia tidak pernah lagi berciuman dengan seorang pria. Pertama dan terakhir adalah mantan pacarnya yang berselingkuh dengan teman satu sekolahnya. Itu yang membuatnya enggan berpacaraan sampai saat ini.
Entah kenapa ciuman yang dilakukan hanya sebentar tidak lebih dari 10 detik itu, menyebabkan darahnya mengalir begitu saja. Perasaan yang dia pendam, rasanya kini kembali. Tetapi Alexa tidak boleh lemah. Ini bukan pernikahan impiannya, tidak ada cinta disini.
Saat Alexa tersadar, James yang sudah berstatus suaminya itu tak ada disampingnya. Alexa menatap ke depan. Ternyata suaminya sedang berbincang dengan beberapa tamu yang dia tidak kenal. Mungkin itu mereka adalah rekan kerjanya.
Tunggu! Suami?
Oh tidak, Alexa harus mengakui kalau pria itu adalah suaminya. Dan sekarang dia sudah menjadi istri sah dari James Cooper. Alexa menghela nafasnya. Hidupnya tidak akan berwarna lagi. Sudah dipastikan, pria itu akan selalu memerintahnya. Sangat terlihat sekali dengan tampangnya yang sangat arogant dan juga sombong.
"Sayang, selamat kamu sudah resmi menjadi istri James" ucap Catlyn yang menghampiri dan memeluk Alexa.
"Sudahlah, Mom. Tidak perlu berbasa-basi" ucap Alexa merasa risih.
"Lexa, selamat cantik. Kakak merasa sangat iri melihat kamu menggunakan gaun pengantin ini" kali ini Catalina yang memeluknya.
"Kenapa tidak kau saja yang memakainya dari tadi, Kak?" tanya Alexa malas.
"Ayolah, Lexa. Kamu bukan anak kecil lagi. Berbahagialah. Suamimu itu orang yang kaya raya. Kamu tidak perlu lagi kerja keras menjadi Chef" ucap Catalina.
"Kak" Alexa memperingati Kakaknya.
"Sorry. Aku hanya ingin menghiburmu" ucap Catalina sedih. Melihat wajah sedih kakanya Alexa menjadi tidak tega.
"Sudah, Kak. Aku yang minta maaf harusnya aku tidak terlalu emosi kepada kalian" ucap Alexa.
"Bagus, ini yang namanya Alexandra Jhonson" ucap Catalina sambil mencubit hidung Alexa.
Pesta pernikahan memang sangat mewah, walau bukan pernikahan yang sangat diimpikan oleh Alexa. Alexa hanya memasang senyum palsu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Alexa memeluk lengan James dan sebelah tangannya lagi memegang bunga, mereka berdia siap pergi meninggalkan acara itu. Sekali lagi senyum palsu itu Alexa tunjukkan. Dia tidak ingin kedua orang tuanya sedih melihatnya tidak bahagia, walau memang kenyataannya dia tidak bahagia.
"Mau kemana kita?" tanya Alexa saat mobil yang di tumpanginya itu jalan.
"Hanya melakukan tugas kita sebagai suami istri" jawab James sambil menyeringai.
"KAU!" pekik Alexa kesal, dan langsung menggeser bokongnya menjauh dari James. Sementara James hanya terkekeh.
"Besok pagi, kau akan kembali ke Paris dan aku akan ke Italia menemui kedua orang tuaku" ucap James datar.
"Maksudmu, ki..kita tidak akan tinggal bersama?" tanya Alexa dengan gugup.
"Ya. Cukup di negara ini orang-orang mengakui pernikahan kita. Jadi selama kita berbeda Negara, jalani hidup masing-masing. Segala keperluanmu selama di Paris sudah aku persiapkan" ucap James datar.
Alexa menutup mulutnya tak percaya. Pantas saja saat di pernikahan tadi Alexa tak melihat kedua orang tua James. Alexa hanya melihat wanita berambut putih yang sudah sangat tua, tetapi tetap sehat. Dan itu adalah Victoria nenek James. Alexa bingung, apakah dia harus bahagia atau harus bersedih tinggal berjauhan dengan suaminya?
Tunggu! Alexa harusnya berbahagia, karena dia akan benar-benar bebas. Pria yang status suaminya ini tidak akan tinggal bersamanya. Jadi Alexa bisa bersekolah dengan fokus. Alexa mengeluarkan senyum di bibirnya. Walau dirinya sudah bersuami, setidaknya dia tidak tinggal bersama pria yang berstatus suaminya itu.
"Terima kasih" ucap Alexa senang.
"Hem" jawab pria itu datar tanpa menatap Alexa.
"Aku memang tidak mengenal dia. Bisa-bisanya pria ini menjadi dingin seperti ini. Sudalah Alexa jangan terlalu dipikirkan. Ini kemauan dia. Jadi biarkan saja. Ini adalah keberuntunganmu" batin Alexa.
Mobil itu menurunkan Alexa di sebuah Apartemen mewah. Alexa menatap James dengan bingung. Kenapa mereka ke Apartemen, bukannya ke rumah James.
"Malam ini kau tidur di Apartemenku. Besok pagi cepat pergilah ke Paris sebelum para pencari gosip melihatmu. Aku akan ke Italia malam ini" ucap James memberikan card untuk masuk ke dalam Apartemennya.
"Ki..kita tidak akan tidur bersama?" tanya Alexa gugup, dan dengan bodohnya dia bertanya seperti itu.
"Hah. Maaf kamu bukan wanita tipeku. Pernikahan ini hanya untuk publik. Jadi jangan berharap lebih. Aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini" ucap pria itu dingin.
Alexa benar-benar merutuki kebodohannya. Kenapa dia harus bertanya seperti itu. Seperti tersambar petir, ternyata James sama seperti dirinya tidak menginginkan pernikahan ini terjadi. Alexa sakit hati sekali atas perkataan James. Secara tidak langsung James sudah menghinanya.
"Oh, iya. Lagi pula siapa yang mau tidur dengamu. Kamu juga bukan pria idamanku. Pria idamnku jauh lebih baik darimu. Baguslah, setidaknya aku benar-benar bebas" ucap Alexa ketus.
"Oh ya. Tipemu adalah pria yang suka beselingkuh. Hanya satu dan tidak ada lagi setelah itu" ucap James meledek Alexa.
Duuuar
Seperti balon yang pecah saat sedang di tiup. Alexa terkejut, bagaimana James bisa tahu tentang kisah cintanya yang hanya dengan satu pria yang bermain dibelakangnya. Dengan kesal Alexa keluar dari mobil James dan membanting pintu itu. Menurutnya James benar-benar lelaki menyebalkan yang pernah dia kenal. Dan yang paling menyakitkan pria menyebalkan itu adalah suaminya.
Oh Tuhan, Alexa tidak bisa berpikir akan dibawa kemana nanti hidupnya. Dia tidak ingin berpikiran lebih jauh lagi. Alexa lebih memikirkan karirnya. Masa bodoh dengan suami menyebalkannya itu. Yang terpenting besok Alexa bisa kembali ke Paris dan memulai karirnya menjadi Chef.