"Rumahmu mewah sekali, ya?" Itulah yang diucapkan Paul ketika ia keluar dari kamar dan berjalan melewati lorong terang, yang di tiap dindingnya, dipenuhi dengan pola-pola dan goresan-goresan seni yang sangat artistik. Sungguh, Paul terkagum-kagum dengan keindahan tempat ini, ia merasa seperti sedang berjalan di sebuah museum, sebab perabotan yang tersimpan di sekitar lorong, seperti lemari, lampu-lampu, nakas, lukisan, dan pot bunga, semuanya terlihat sangat bergaya. Paul yakin, harga dari perabotan-perabotan yang ia lihat di lorong, pasti tidak murah, semuanya pasti bernilai tinggi. Bahkan, lantai yang Paul pijakki pun, begitu mempesona, benar-benar dibuat dengan nilai seni yang tidak sembarangan. "Tidak, Tuan," Roswel yang berjalan di depan Paul, menimpali ucapan anak it