Calista meraih telepon genggamnya yang tergeletak di meja, ketika telepon genggamnya berdering. Seulas senyum terbit dari bibirnya yang ranum kala melihat nama Kevin terpampang di layar telepon genggamnya. Tak menunggu lama, Calista pun langsung mengangkat panggilan telepon dari sang kekasih. “Halo, Kev,” sapa Calista. “Halo, Sayang. Aku baru saja dari rumah mertuaku. Dan aku sudah bicara dengan Sandy. Sepertinya dia tidak akan berbuat seperti itu lagi. Aku sudah memberinya peringatan tadi. Jadi kamu tidak perlu cemas lagi, ya,” ucap Kevin di seberang sana. “Syukurlah, Kev. Aku jadi tenang sekarang. Terima kasih, ya,” sahut Calista. “Tidak usah terima kasih. Itu kan juga sudah menjadi kewajibanku untuk menjaga kamu. Lagipula yang Sandy ucapkan itu adalah fitnah. Jadi memang sudah sehar