Semua ini terasa seperti mimpi, aku seolah menjadi tokoh dongeng dan menggantikan peran Cinderella. Hanya saja sang pangeranku bukan pria bercelana ketat memakai sepatu boot dan memakai jubah berenda penuh bordilan benang emas. Atau pria berambut pirang yang bermahkota yang tinggal di istana. Pengeranku seorang pengusaha bersetelan resmi buatan tangan dari merk terkenal yang harganya cukup untuk biaya kuliahku satu semester.Meskipun agak berumur karena menginjak usia tiga puluh limaan tetapi dialah pangeranku. Dan aku bukanlah seseorang yang datang terlambat ke suatu acara terlebih acara pesta yang dipenuhi makanan lezat. Setelah membawaku dari Louis, Mr Edvan memperlakukan aku dengan begitu manis. Tidak ada sesuatu yang salah dan membuatku tidak bahagia. Perhatiannya, sikap lembu