Jebakan Nia

1256 Kata
Alvaro merawat Arumi yang sedang sakit. Kata dokter dia hanya demam jadi dalam beberapa hari akan sembuh dan tidak perlu dirawat di rumah sakit. Sekarang Arumi terbaring di atas ranjangnya yang lebih nyaman. Alvaro berusaha menyuapkan bubur pada istrinya itu agar cepat sembuh. "Makanlah dulu buburnya!! " Alvaro dengan ketus menyuapkan bubur untuk Arumi. Arumi terpaksa membuka mulutnya menerima suapan bubur dari suaminya meski hanya bisa menelan beberapa sendok bubur saja. Setelah itu Alvaro memberikan obat penurun panas padanya. "Terima kasih" ucap Arumi pada suaminya. Meski Alvaro terlihat galak tapi Alvaro masih memiliki rasa empati dan kebaikan di dalam hatinya. "Hemmm" Alvaro hanya berdehem lalu pergi meninggalkannya. **** "Aku tidak mau ikut campur!! aku mau pulang" Niko tidak setuju dengan rencana mamanya untuk menyingkirkan Arumi. Dia memang tak suka dengan Arumi tapi bukan berarti dia harus melakukan hal-hal kotor untuk menyingkirkannya. "Kamu harus mau Niko!! apa kamu mau wanita matre itu terus berada dirumah?! atau kamu malah suka dengannya? " tuduh Nadia. "Mama jangan gila ya? mana mungkin aku suka dengan wanita udik dan bodoh seperti dia!! lagian aku juga sudah punya pacar ma!! " elak Niko. "Baguslah itu artinya seleramu sama dengan mama. Tapi kamu harus bantuin mama Niko agar mama bisa kembali sama papa" rayu Nadia lagi. "Tidak!! aku tidak mau!! aku pulang sekarang!! " Niko meninggalkan mama dan adiknya lalu segera pulang kerumah. Rencana mamanya benar-benar gila dan tidak manusiawi. Dia tidak bisa mentolerirnya dan memilih untuk tidak ikut campur. Saat pulang kerumah dia melihat Arumi sedang mengajak Nara bermain bersama di ruang keluarga. "Yeyy aku memang yeyy" Nara melompat-lompat kegirangan karena berhasil memenangkan permainan ular tangga. "Yah aku kalah lagi nih" Arumi pura-pura sedih agar Nara merasa senang. "Kakak harus joget sebagai hukumannya!! " ucap Nara. "Baik sayang " Arumi joget di depan Nara sampai anak itu tertawa terbahak-bahak. Tanpa sadar Niko tersenyum melihat aksi konyol Arumi. "Ehem ehem!! " Niko berdehem dan mendekati mereka. "Lagi main apaan kalian? " tanya Niko sambil ikut nimbrung di tengah mereka. Arumi langsung berhenti berjoget dan menundukkan pandangannya. Apa Niko sedari tadi melihatnya berjoget. Ia merasa sangat malu sampai tak bisa mengangkat wajahnya. "Main ular tangga kak!! seru banget!! kakak mau ikut? " tanya Nara dengan polosnya. "Tidak kakak lagi capek kamu main aja sama MAMA ya" ucapnya sambil melirik Arumi. "Iya kak!! " ucap Nara lalu kembali mengajak Arumi bermain. Niko tersenyum smirk saat melihatnya kemudian berlalu pergi meninggalkan mereka. *** Arumi mendapatkan pesan dari suaminya untuk datang ke kamarnya sekarang. Arumi segera kesana dan langsung masuk ke dalam kamar Alvaro. Disana suaminya sedang duduk di pinggir ranjang menunggu kehadirannya. "Ada apa mas? apa mas butuh sesuatu? " tanya Arumi. "Apa kamu sudah selesai datang bulan? " tanya Alvaro blak-blakan. "I.. iya mas" jawab Arumi malu. Kenapa Alvaro bertanya tentang hal itu. Apa Alvaro sedang menginginkannya. "Kemarilah" ucapnya. Arumi berjalan dengan perlahan mendekati suaminya. Alvaro menduduki Arumi di pangkuannya dan mulai mencumbu tubuhnya dengan beringas. Mereka berciuman sangat lama sampai bibir Arumi kebas dan membengkak. Arumi hanya pasrah saat Alvaro mulai kembali memacu tubuhnya berkali-kali dan mengeluarkan benihnya di dalam rahimnya. Tubuh Arumi memang sangat nikmat membuat Alvaro terbayang-bayang setelah menyentuhnya. Rasanya sungguh berbeda dengan Nadia mantan istrinya. Selesai bercinta Alvaro menyerahkan kartu ATM pada Arumi. "Ini kartu ATM untukmu. Kamu pasti butuh uang untuk membeli sesuatu. Belilah bra dan celana dalam baru. Milikmu itu buang sudah usang begitu. Jangan dipakai lagi!! " ucapnya dengan galak. "Iya mas terima kasih" jawab Arumi sambil menerima kartu ATM pemberian suaminya. Setelah itu Arumi keluar dari kamar Alvaro. Tak sengaja dia berpapasan dengan Niko anak tirinya. "Ngapain kamu dikamar papa malam-malam begini? " tanyanya ketus. "A. aku.. " Arumi tidak mungkin mengatakan kalau dia habis bercinta dengan Alvaro. Arumi bingung ingin menjawab apa. Niko melihat ruam-ruam merah di leher dan d**a Arumi. Sekarang dia tau Arumi dan papanya sedang apa di dalam sana barusan. "Aku ingin minum kopi, tolong buatkan aku kopi dan antar langsung ke kamarku" ucap Niko lalu berlalu masuk ke dalam kamarnya. Arumi menghela nafas legah karena Niko tak bertanya lebih jauh lagi. Ia segera ke dapur untuk membuatkan segelas kopi untuk Niko. Selesai membuat kopi dia langsung membawanya ke kamar Niko. Tok tok tok Arumi mengetuk pintu kamarnya lebih dulu. "Masukk!! " teriak Niko dari dalam. Arumi masuk dan menyuguhkan kopi di atas meja. "Ini kopinya" ucap Arumi. "Kenapa kamu menikah dengan papaku? " tanya Niko sambil mendekat ke arah Arumi. Arumi mundur perlahan hingga punggungnya menabrak pintu di belakangnya. Tubuh Niko sangat dekat dengan tubuhnya. Arumi tidak tau kenapa Niko bersikap seperti ini. "Jawab pertanyaanku mama" ucap Niko dengan penekanan kata di ujungnya. "Aku... aku terpaksa melakukannya" jawab Arumi tanpa berani menatap mata anak tirinya itu. "Terpaksa? bukannya kau mendekati papaku karena uang? " Arumi menggeleng dia menceritakan awal mula dia mau menikah dengan Alvaro. "Jadi opa dan oma yang memintamu menikah dengan papa? " tanya Niko prihatin. "Iya maafkan aku. Aku sudah membuat kalian tidak nyaman semenjak aku tinggal disini" ucap Arumi merasa bersalah. "Aku yang minta maaf. Selama ini aku salah paham padamu. Tapi apakah kamu tidak mau bercerai dari papa? " tanya Niko. "Tidak bisa. Kalau aku melakukannya pak Darmawan akan mengusir ibuku dan saudaraku dari rumah kami. Aku berada disini karena berkorban untuk mereka." jawab Arumi. "Berapa hutang kalian pada opa aku akan membayarnya lalu bercerailah dari papaku" "Tidak jangan lakukan itu. Maafkan aku, aku tidak mau berhutang budi pada siapapun lagi permisi" Arumi langsung keluar dari kamar Niko karena takut ada yang mencurigai mereka. Arumi tidak menyadari jika Nia melihatnya keluar dari kamar kakaknya. Esok harinya Nia mengajak Niko untuk berbicara berdua untuk menginterogasi tentang kejadian tadi malam yang dilihat olehnya. "Kakak kenapa si babu keluar dari kamar kakak semalam? " tanya Nia curiga. "Dia mengantarkan kopi ke kamar kakak kenapa? " jawab Niko dengan malas. "Kakak kan paling tidak suka kalau ada orang lain masuk ke dalam kamar kakak? apa kakak menyukainya? " "Ini urusan kakak! jangan coba-coba untuk ikut campur!! atau aku akan memberi tahu papa kalau kamu sering membawa pria berbeda ke dalam kamarmu setiap malam!! aku memiliki banyak buktinya Nia!! " ancam Niko tak main-main. "Kakak!! " Nia tak percaya Niko mengancamnya seperti ini hanya karena babu sialan itu. "Ada apa ini kenapa kalian bertengkar? " tanya Alvaro. "Tidak ada apa-apa pa" jawab Niko. Nia mengepalkan tangannya dan pergi begitu saja. Dugaannya benar kalau kakaknya mulai ada rasa dengan Arumi. Niko bukanlah orang yang mudah untuk didekati apalagi sampai membiarkan orang lain masuk ke dalam ranah pribadinya. "Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus cari cara untuk menyingkirkan Arumi dari rumah ini. " tiba-tiba terlintas ide di kepala Nia. Dia akan membuat Arumi disiksa oleh papanya dan diusir dari rumah ini. Malam harinya setelah orang-orang sudah terlelap seseorang masuk ke dalam kamar Arumi. Orang itu menatap liar tubuh Arumi dari atas sampai bawah . Ia mulai menyentuh kaki Arumi lebih dulu sampai membuat Arumi kaget dan terbangun. "Siapa kamu?!" tanya Arumi dengan ketakutan. Tapi bukannya menjawab pria itu malah berusaha untuk mencium bibirnya. Arumi terus menolak sampai akhirnya ada orang yang mendobrak pintu kamarnya. Terlihat Alvaro, Nia, dan Niko ada di depan kamarnya. Arumi langsung berlari memeluk suaminya dengan tubuh gemetar ketakutan. "Mas tolong aku mas!! ada orang asing yang masuk ke kamarku!! dia mau memperkosaku mas!! " Tapi bukannya mendapatkan pembelaan Arumi malah mendapatkan tamparan dari suaminya. PLAKK "Beraninya kamu membawa pria lain ke dalam kamarmu!! " bentak Alvaro. Mata Arumi terbelalak saat mendengar tuduhan suaminya. Kenapa Alvaro bisa menuduhnya seperti itu. Sementara Nia malah tertawa di dalam hatinya karena berhasil menjebak Arumi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN