bc

Istri Kecil Milik Duda Kejam

book_age18+
2.1K
IKUTI
16.1K
BACA
billionaire
HE
age gap
opposites attract
arrogant
kickass heroine
stepfather
tragedy
bxg
brilliant
campus
like
intro-logo
Uraian

"Ampun sakit hiks hiks hiks!! " tangis Arumi saat Alvaro dengan kasar menghujam miliknya yang masih kering.

"Ini ada balasan karena kau sudah menerima pernikahan ini!! berapa banyak uang yang kau dapatkan dari orang tuaku untuk menjual tubuhmu ini hem?!! aku akan membuat pernikahan ini seperti neraka untukmu Arumi!! " ancam Alvaro sambil menghujam Arumi makin dalam.

Arumi (19 tahun) terpaksa menikahi Alvaro (40 tahun) duda kaya raya karena keluarganya terjerat hutang ratusan juta pada orang tua Alvaro. Alvaro sangat membenci Arumi dan menjadikannya b***k nafsu pelampiasannya. Anak-anak Alvaro sangat membencinya terutama Niko anak tertua Alvaro yang seumuran dengannya. Tak hanya itu istri pertama Alvaro kembali lagi dan menghantui pernikahan mereka. Akankah Alvaro mencintai Arumi? atau malah berbalik menjalin hubungan dengan Niko anak tirinya sendiri yang menyimpan rasa padanya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Derita Arumi
"ARUMI!! dasar anak sialan tak tau diuntung!! mana gajimu bulan ini!! kamu harus nyetor sama ibu sekarang!! Budi mau bayar SPP bulan ini kalau gak bayaran dia nanti gak bisa ikut ulangan!! " teriak ibu Laras ibunya Arumi. "Maaf bu gaji Arumi dipotong sama bos gara-gara sakit gak masuk seminggu. Belum lagi potongan gaji lainnya pas Arumi pinjam buat ibu. Jadi tinggal 50 ribu yang tersisa" Arumi menyerahkan uang 50ribu itu pada ibunya. "Apa?! 50 ribu cukup apa sebulan?! gimana bisa ibu bayar hutang dan cicilan!! dasar anak tidak berguna!! pergi kamu!! " usir ibunya dengan kasar. Arumi sudah terbiasa menghadapi sikap kasar ibunya. Dia curiga kalau dia bukanlah anak kandung karena hanya dengannya saja ibunya bersikap seperti itu. Kalau sama Budi dan Ningrum kakaknya ibu selalu baik dan memanjakan mereka. Arumi berjalan membuka tudung di meja makan. Tapi tidak ada satupun lauk yang terhidang disana. Perutnya berbunyi karena sedari pagi dia belum makan. Ingin minta uang tapi pasti gak dikasih sama ibunya. "Bu... mana makanannya Budi? " tanya Budi adik bungsunya. "Eh anak bontotku sebentar ya nak ibu ambilkan dulu lauknya" Arumi melihat sendiri ibunya membawa lauk dan nasi entah darimana lalu memberikannya kepada Budi. Mata Arumi berkaca-kaca menahan perih pada perutnya. Lebih baik dia keluar saja dari rumah daripada merasakan sakit melihat ibunya yang selalu pilih kasih padanya. Arumi berjalan melewati warung makan di dekat rumahnya. Dia menelan ludahnya saat melihat orang-orang sedang makan di dalam sana. Perutnya lagi-lagi berbunyi. Arumi duduk tak jauh dari rumah makan itu sambil memegang perutnya. "Arumi!! " panggil Angga anak pemilik warung makan itu. Dia menghampiri Arumi dan menyerahkan sebuah bungkusan nasi yang ia ambil dari warungnya. "Ini makanlah jangan sampai ketahuan ibumu" ucap Angga yang tau bagaimana watak ibu dan keluarganya. "Angga makasih ya. Aku malu banget sama kamu" ucap Arumi tak enak sambil menerima nasi bungkusan itu. "Sama-sama makan sampai habis ya aku kasih lauk rendang di dalamnya" "Iya Angga makasih banyak ya" "Angga!!! " teriak ibunya Angga di dalam warung. "Iya bu!! Arumi aku pergi dulu ya sampai jumpa besok" Angga langsung berlarian ke warung nasi ibunya sebelum ibunya itu marah-marah. "Alhamdulillah dapet rejeki terima kasih ya Allah" ucapnya penuh rasa syukur. Arumi membawa pulang bungkusan nasi itu dengan mengendap-endap takut jika dilihat keluarganya. Saat dia baru akan masuk ke dalam kamarnya ada seseorang yang merebut kantung nasinya. "Wah Arumi lagi banyak duit bu!! dia bohong sama kita ngomong duit tinggal 50 ribu tapi bisa beli nasi bungkus!! " Ningrum mengambil nasi bungkus milik Arumi dengan paksa lalu membukanya diatas meja. "Wuih rendang!! enak nih" Ningrum langsung saja memakan nasi bungkus milik Arumi. "Jangan Ningrum!! itu punyaku jangan!! " Arumi ingin mengambil kembali nasi bungkusnya tapi ibu malah memarahinya. "Kamu jangan pelit sama Ningrum!! dia itu kakakmu!! kamu sudah bohong sama ibu soal duit jadi hari ini kamu tidak usah makan sekalian!! masuk ke dalam kamar sekarang!! " seru ibunya marah. Arumni tak bisa menyembunyikan tangisnya dan langsung masuk kedalam kamarnya. Arumi menjatuhkan diri di atas kasurnya. Kenapa ibu selalu pilih kasih padanya. Kenapa ibu hanya menyayangi Budi dan Ningrum. Padahal mereka sama-sama terlahir dari rahim yang sama. Kenapa harus dia yang dibenci oleh ibunya. Malam harinya seseorang mengetuk pintu kamarnya. Arumi membuka pintu ternyata Budi yang mengetuknya. "Kak ini roti buat kakak" Budi menyerahkan roti yang sengaja di simpan untuk kakak sulungnya. Dia kasihan melihat kak Arumi diperlakukan semena-mena oleh ibu dan kak Ningrum. "Terima kasih ya Budi. Kamu memang anak yang sangat baik" ucap Arumi bersyukur. Paling tidak masih ada Budi yang peduli dengannya dirumah ini. "Iya kak udah dulu ya nanti ketahuan ibu" Budi langsung masuk kembali ke dalam kamarnya dengan cepat. Arumi menutup pintu kamarnya lalu memakan roti yang diberikan oleh adiknya. Rasa sakit dan perih pada perutnya perlahan menghilang setelah memakannya. "Alhamdulillah ya Allah terima kasih sudah memberikan hamba makanan ini lewat adik hamba. " Setelah makan Arumi bisa tidur dengan nyaman. Dia harus bangun lebih pagi untuk bekerja keesokan harinya. *** "Arumi tolong layani customer meja nomor 16 ya jangan sampai kamu membuat kesalahan sedikit saja. Dia customer penting di restoran ini" perintah ownernya. "Baik pak" jawab Arumi lalu bergegas ke meja nomor 16. Saat sampai disana Arumi melihat beberapa orang duduk disana. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah seorang pria matang yang sangat tampan dengan bola mata kecoklatannya. Dia sampai terperangah dan tak berkedip sama sekali. Seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di sekitarnya saat melihatnya. "Halo mbak?? halo kok bengong sih? " salah satu dari mereka melambaikan tangannya di wajah Arumi. "Ma.. maafkan saya. Mau pesan apa saja pak? " tanya Arumi sambil memegang buku catatannya. Pria tampan itu menatapnya dengan sorot mata yang mempesona. Arumi tidak bisa berkonsentrasi saat mencatat pesanan mereka. "Kami pesan Ratatouille dua, steak wagyu A5 tingkat kematangan medium rare satu dan medium well satu , dan Chicken Cordon Bleu dua. Untuk minumannya Red Wine dua botol ya" ucap salah satu dari mereka. Arumi mencatat pesanan mereka dan kembali mengulangi nama-nama menunya untuk memastikan jika menu yang disebut telah sesuai dengan orderan. Setelah itu Arumi ke dapur untuk menyerahkan kertas pesanan tersebut pada petugas dapur. 30 menit kemudian makanannya sudah siap dan tersaji. Arumi kembali ditugaskan untuk mengantarkan makanan mereka dengan menggunakan troli makanan. "Permisi ini pesanannya tuan" Arumi menaruh satu persatu makanan di meja mereka. Salah satu dari mereka terpikat dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Arumi sedari awal saat melayani mereka. "Siapa namamu? kamu terlalu cantik untuk ukuran pelayan restoran? " tanya salah satu dari mereka. "Nama saya Arumi tuan" jawab Arumi merasa tak nyaman. "Pulang kerja kamu ada waktu? mau pulang bersamaku? " tanyanya sambil menelisik tubuh Arumi terutama di bagian dadanya yang terlihat cukup besar dan padat. "Maaf tuan saya tidak bisa permisi" Arumi langsung begitu saja membuat orang itu marah padanya. Setelah jam kerjanya habis Arumi pulang jalan kaki menuju pemberhentian bus. Tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang berhenti di sampingnya. Arumi merasakan firasat tak enak dan langsung berlari secepat mungkin. Tapi naas dia malah terjatuh hingga kedua lututnya lecet. Seseorang keluar dari mobil itu dan turun mendekatinya sambil tertawa begitu keras. Ternyata orang itu adalah pria yang ingin mengajaknya pergi di restoran tempatnya bekerja. "Mau kemana kamu cantik? beraninya kamu tadi menolakku di depan kolegaku? kau pikir kau siapa hingga berani menolakku? tidak ada seorangpun yang berani menolakku selama ini ahhahahha akan aku berikan kau pengalaman yang pahit!! " serunya marah sambil menjambak rambut Arumi. "Ahkk sakit!! tolong!!! " teriak Arumi sekencang mungkin. "Diam sialan!! " pria itu menampar Arumi dengan kuat hingga sudut bibir Arumi berdarah. Kepala Arumi pusing akibat tamparan pria itu. Pipinya juga kebas dan terlihat bekas telapak tangan yang memerah. BUGG Seseorang menghajar pria jahat yang sudah melakukan kekerasan pada Arumi. Orang baik itu adalah pria yang Arumi kagumi di restoran tadi. Pria tampan dengan sorot mata kecoklatannya yang memikat. "Ahkkk!! Alvaro!! apa kau sudah gila sudah memukulku seperti ini?! apa kau mau aku membatalkan perjanjian diantara kita?! " ancam pria jahat itu. "Kau sudah kelewatan batas Ilham!! apa 4 istrimu saja tidak cukup sampai kau mengincar wanita ini?! silahkan saja batalkan aku juga bisa sebarkan video saat kau melakukan kekerasan padanya!! " ancam Alvaro balik. Wajah Ilham berubah ketakutan saat mendengar ancaman Alvaro. "Sialan!! tunggu saja pembalasanku!! " pria jahat itu langsung pergi meninggalkan mereka berdua dengan mengendarai mobilnya. "Tuan.. terima kasih sudah membantu saya" ucap Arumi pada Alvaro. "Sama-sama. Rumahmu dimana? saya antar saja ini sudah malam bahaya" tanya Alvaro. "Tidak usah tuan saya bisa pulang sendiri" tolak Arumi tak enak. "Jangan menolak kau mau ada p****************g lain yang mengganggumu?! " ucap Alvaro dengan nada galak. "Ba.. baik tuan" jawab Arumi takut lalu dia ikut masuk ke dalam mobil Alvaro. Pria matang itu mengantarkan Arumi ke alamat rumahnya. Arumi sedari tadi tak bisa melepaskan pandangannya pada pria itu. Alvaro tampan, gagah dan kekar. Pasti dia rajin olahraga. Arumi geleng-geleng kepala karena memikirkan hal itu. Mana mau Alvaro dengannya gadis miskin yang tak memiliki kebanggaan apa-apa. Yang bisa dia banggakan hanya kecantikan wajah dan kemolekan tubuhnya saja. Mereka saja sudah berbeda kelas sangat jauh. "Ini rumahmu? " tanya Alvaro menyadarkan lamunan Arumi. "Oh.. i.. iya tuan terima kasih sudah mengantarkan saya" ucap Arumi tergagap. "Iya sama-sama" jawab Alvaro dengan dingin. Sepertinya pria itu tak pernah tersenyum selama hidupnya sampai wajahnya mengeras seperti itu. Arumi pun turun dari mobilnya dan berdiri sambil melihat mobil itu perlahan menjauh dari pandangannya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
145.9K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
204.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.3K
bc

TERNODA

read
190.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook