Mantan Istri Suamiku Racunku

1125 Kata
Nadia mantan istri Alvaro datang kerumah Alvaro untuk menjenguk anak-anaknya terutama Nara. Alvaro tidak bisa mengusirnya sekalipun dia membenci mantan istrinya yang pernah berselingkuh di belakangnya. "Mama kok gak tinggal disini lagi sih ma? " rengek Nara anak bungsunya. "Iya sayang mama tidak dibolehkan papa tinggal disini makanya kamu bujuk papa biar mama bisa tinggal disini" rayu Nadia. "Papa bolehin mama tinggal disini lagi ya. Nara kangen sama mama" rengek Nara pada papanya. "Nadia jangan cuci otak Nara. Dia masih kecil" tegur Alvaro. Mata Nadia tertuju pada seorang gadis cantik seumuran Niko dan Nia. Baru kali ini dia melihat gadis cantik itu. Gadis itu terlihat sedang menyapu rumah ini. Apakah gadis itu pembantu baru? "Siapa dia mas? apa pembantu baru? " tanya Nadia. "Bukan. Dia istriku" jawab Alvaro dengan cuek. Sebenarnya dia malas menjawabnya karena pasti Nadia akan rempong dan mengurusi urusan pribadinya. Jika bukan karena Nara mana mau dia duduk bersama dengan Nadia disini. "Apa istrimu?! kapan kamu menikah lagi mas?! kenapa aku baru tau?! " Nadia sangat terkejut dan marah mendengar Alvaro menikah lagi. Sia-sia saja usahanya selama dua tahun ini untuk mendekati Alvaro lagi. "Bukan urusanmu!! sudah aku ingin keluar" Alvaro pergi begitu saja meninggalkan Nadia dan Nara. "Tidak bisa!! mas Alvaro hanya milikku saja!! selamanya harus jadi milikku!! " Nadia harus memikirkan cara untuk menyingkirkan gadis itu. Pasti gadis itu menggunakan tubuhnya untuk menggoda Alvaro. "Hei babu!! " panggil Nadia pada Arumi. "Iya bu" sahut Arumi sambil berlarian ke arah Nadia. "Apa?! apa kamu tadi bilang? ibu?! kamu pikir saya ini ibumu?! " Nadia sangat marah sekali di panggil ibu-ibu. Umurnya saat ini 43 tahun tapi wajahnya tidak terlalu tua sekali karena selalu melakukan perawatan kecantikan setiap minggunya. "Maafkan saya bu eh nyonya" ucap Arumi ketakutan. Siapa ibu-ibu ini apakah temannya mas Alvaro? kalau dilihat-lihat penampilannya sangat cantik dan seksi. Arumi sampai insecure saat melihatnya apalagi bagian dadanya sangat jumbo. "Kamu istrinya Alvaro?! jawab?! " tanya Nadia. "I.. iya nyonya" jawab Arumi tergagap. "Ahahahahaha sejak kapan selera Alvaro turun level begini?! kamu beneran istrinya Alvaro?! aku kira istri Alvaro itu lebih dariku ternyata sangat jauh di bawahku spek pembantu ahahahaha" tawa Nadia begitu keras menghina Arumi. Arumi hanya diam dan menunduk tanpa berani menjawabnya. Jadi ini Nadia yang pernah diceritakan oleh bi Tuti? cantik sekali mantan istri suaminya. Seperti boneka hidup meski wajahnya sudah tua tapi tidak mengurangi kecantikannya "Mama?! " Nia dan Niko tak menyangka mamanya berkunjung kembali kerumah setelah satu bulan tidak terlihat. Nia langsung berhambur memeluk mamanya dan mengabaikan Arumi begitu saja. Niko hanya menatap Arumi sekilas dengan pandangan mencemooh. Baginya Arumi hanyalah wanita matre yang mau-maunya menikah dengan pria tua bangka seperti papanya. "Mama kok baru kesini sih? kok lama banget liburannya?" tanya Nia yang sudah lama merindukan mamanya. "Iya sayang mama ikutan dengan teman-teman mama keliling Eropa biasa sayang ibu-ibu sosialita gak kayak pembantu di sebelah kamu itu" sindir Nadia sambil melirik sinis ke arah Arumi. "Eh babu!! kenapa lo masih disini?! pergi!! " usir Nia dengan tatapan tajamnya. "I.. iya" jawab Arumi terbata dan segera pergi meninggalkan mereka. Niko hanya bisa melihat punggung Arumi yang menjauh menuju ke arah dapur. "Dasar wanita bodoh" gumamnya. *** Arumi keluar dari kamarnya untuk mengambil air minum di kulkas. Dia tak sengaja berpapasan dengan Niko anak tirinya. Niko sedang minum di depan kulkas sehingga Arumi menunggu gilirannya. "Kamu bisa buat mie? " tanya Niko dengan nada dingin. Tiba-tiba saja dia merasa lapar. Mau bangunin bi Tuti tapi sepertinya sudah tidur. "Bi.. bisa mau mie apa? " tanya Arumi. "Mie kuah cepetan ya antar ke kamarku!! " perintahnya lalu pergi meninggalkan Arumi. Arumi memasak mie kuah sesuai pesanan Niko. Ia juga menambahkan toping telur, sosis, dan potongan cabe rawit. Setelah selesai Arumi mengantarkan mie kuah buatannya ke kamar Niko di lantai 3.Arumi menaiki lift karena sangat jauh jika menaiki tangga. Ia keluar dari lift dan menyusuri lorong yang begitu panjang. Kamar Niko berada di ujung lorong ini. Ia ketuk pintu kamarnya beberapa kali. Niko membuka kamarnya lalu masuk kembali dan duduk diatas sofa . Arumi memberanikan diri untuk masuk dan menaruh mie kuahnya di atas meja. "Saya permisi dulu" ucap Arumi ingin keluar dari kamarnya tapi Niko kembali memanggilnya. "Jangan pergi. Bisa tolong bereskan walk in closet disana. Tolong rapikan pakaianku sampai benar-benar rapi dan sesuai dengan warnanya. Setrika juga baju-baju milikku yang masih terlihat kusut" perintah Niko. "Ba.. baik" jawab Arumi lalu masuk ke dalam walk in closet milik Niko. Disana Niko tersenyum senang karena berhasil mengerjai Arumi. Dia sengaja mengacak-acak pakaiannya agar Arumi membereskannya sampai pagi. Aroma mie kuah yang dibuat Arumi sungguh menggugah selera. Dia mencicipinya sedikit dan rasanya sangat enak berbeda dengan buatan bi Tuti. "Enak juga mie buatannya" pujinya takjub. Sedangkan di dalam walk in closet Arumi melihat semua baju-baju milik Niko sangat berantakan. Ia menghela nafas panjang dan menyusun satu persatu baju-baju itu dengan rapi di tempatnya. Baju-baju yang mudah kusut ia setrika sampai rapi kemudian baru ia gantung di dalam lemari. Saking lelahnya menyetrika dan melipat pakaian Arumi sampai ketiduran di dalam sana. Sementara itu Niko sudah menghabiskan mie kuahnya sampai tidak ada sisa sedikitpun. Apakah Arumi sudah selesai membereskan semua pakaiannya? Niko berjalan ke arah walk in closet juga dan membuka pintunya. Terlihat Arumi sedang tertidur di dalam sana dengan posisi duduk. "Dasar wanita bodoh" ejeknya lalu menunduk memperhatikan wajah Arumi yang sedang tertidur. "Cantik tapi sayang matre gila harta" ejeknya lagi lalu jarinya menyentuh kening Arumi yang tampak berkerut. "Apa kau bermimpi buruk wanita bodoh? merepotkan saja" terpaksa Niko mengangkat tubuh Arumi yang terasa ringan. Apa wanita ini kurang gizi sampai bisa sekurus ini?. Ia merebahkan Arumi di atas ranjangnya. "Dasar merepotkan" ucapnya lalu menarik selimut sampai batas d**a Arumi. Kenapa dia jadi baik dengan wanita ini. Harusnya ia biarkan saja Arumi tidur di dalam walk in closet miliknya. Tapi hati kecilnya merasa tidak tega melihatnya tidur dalam posisi duduk seperti itu. "Hanya kali ini aku baik padamu jangan harap kau menerima kemurahan hatiku esok harinya wanita bodoh!! " ucapnya lalu berbalik dan merebahkan dirinya di atas sofa. Lama-lama mata Niko terpejam karena sudah sangat mengantuk. Esok paginya Arumi membuka matanya dan terbangun di ranjang yang bukan miliknya. Ia sontak terbangun dan melihat sekitarnya. Ini kan kamarnya Niko. Kenapa dia bisa tidur disini. CEKLEKK Niko keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membalutkan pinggangnya. Dadanya sixpack nya terekspos dengan jelas sampai Arumi berteriak sambil menutup matanya. "Ahkkk!!! " Arumi langsung berlari membuka pintu kamar Niko. Niko yang masih memakai handuk mengejar Arumi untuk memperingatinya agar tidak berteriak seperti itu. Tanpa disengaja Arumi menabrak seseorang di depannya sampai terjatuh. Niko sampai memucat dan berhenti di tempatnya saat melihat papanya ada disana. "Apa yang kalian lakukan?! Arumi kenapa kamu bisa keluar dari kamarnya Niko?! " tanya Alvaro marah sambil menatap mereka secara bergantian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN