Lexie mengetuk pintu rumah Romi dengan sabar, sambil merapikan rambutnya. Kemudian ia tersenyum manis, saat seorang wanita berumur dua puluhan membukakan pintu. "Romi ada, Kak?" tanyanya sopan. Wanita itu menatap meneliti dari ujung kaki hingga ujung kepala Lexie, melirik sekilas enam orang laki-laki berbadan bak biragawan dengan setelan jas hitam yang berjejer rapi di belakang Lexie. "Romi lagi itu study camp deh kayaknya. Kamu siapa ya, Dek?" "Eh? Sekolah kami tidak ada study camp kok, Lexie telepon Romi dulu ya!" Mencoba berpikir positif, Lexie menghubungi ponsel Romi, tapi tak aktif. Ia mengernyit bingung, menatap berkaca-kaca wanita di hadapannya itu. "Tidak aktif. Romi hilang, gimana nih? Hiks." Lalu menangis seperti anak terlantar. Tentu saja wanita itu panik, refleks ia menjer