"Tidak ada jawaban atau pun alasan untuk sebuah perilaku yang berlandaskan sebuah perasaan." ••♡♡♡•• VIRYA menundukkan kepala menatap nasi serta lauk pauk kesukaannya. Mengaduk-ngaduknya saja tanpa berminat memakannya. Mengingat kejadian nekad Prada Ardan yang menghubungi Serda Erlang tadi. Astaga! Lelaki itu sungguh semakin menyebalkan. "Halo, Vir.." ucap seseorang di seberang sana. Cobaan apalagi ini!? Jika biasanya Virya akan sembunyi-sembunyi mengangkat telepon dari rival Prada Ardan. Kini ia tak bisa menghindar. Secara, Prada Ardan sendirilah yang menghubungi Serda Erlang karena Virya mogok makan. "M-maaf, Bang.. kepencet." Mendengar alasan Virya, raut wajah Prada Ardan terlihat sangat menyebalkan. Ia pun sempat berdecak. "Ooh, kepencet." "I-iya Bang. Ya sudah ya, aku tutu