48. Edisi Merayu

1836 Kata

“Mas Dipta kenapa, sih, segitunya sama Mas Dhika? Dia salah apa?” tanyaku malam itu ketika Mas Dipta tiba-tiba mengajakku keluar untuk makan. Dia bahkan sampai meninggalkan Mbak Karin dan si kembar di rumah mertuanya. Aku yakin sekali, ada maksud terselubung kenapa dia tiba-tiba begini. Setelah menikah, dia hampir tidak pernah mengajakku keluar berdua kecuali urgent. Biasanya Mbak Karin selalu diajak dan memang seharusnya begitu. “Dia enggak salah apa-apa. Emangnya aku pernah bilang dia salah?” Mas Dipta malah balik bertanya. Kalau sudah seperti ini, biasanya dia sedang cari aman. Dalam arti, dia sedang tidak ingin menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya. “Ya enggak, tapi kenapa senentang itu? Mbak Karin pun bilang Mas sensi mulu kalau udah berhubungan sama Mas Dhika. Padahal, Mas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN