Para cogan penjual sayur

1198 Kata
Terdengar teriakan ibu- ibu dan mbak- mbak sedang mengobrol sambil mengantri. "Maaf ya ibu- ibu nasinya habis" ucap Lisa pada ibu- ibu yang terlihat menyuekinya. Lisa hanya mendecih sebal. 's****n ni ibu- ibu maunya sama cowok- cowok doang' batinnya terasa sangat emosi. "Lu aja deh yang ngomong gue yang masukin sayurnya ke plastik " ucap Lisa pada Raka yang sedang mengambil sayur lodeh dari dalam rumah. Raka hanya menggaruk kepalanya bingung melihat kakaknya kelihatan badmood pagi ini. "Maaf ya ibu- ibu nasinya habis, sekarang tinggal lauk doang" Raka yang sedang menjelaskan tentang dagangan disambut teriakan senang dari ibu- ibu. "Ini tinggal lodeh, sop sama lauknya tinggal ayam goreng aja" ucap Raka lagi. "Gakpapa mas. Duh mas udah enak masakannya yang ngelayani juga pada ganteng, saya antri lagi lho ini" ucap ibu bermata sipit. "Aduh bu Tina, ganjen amat sih. Sana buka aja toko besinya keburu siang nanti gak dapat cuan" ucap ibu berhidung mancung tampak mengantri didepannya. "Loh justru bu anju itu yang udah antri tiga kali. Tuh udah di tungguin suaminya" kini Lastri wanita berjilbab menunjuk seorang laki- laki yang sedang melotot. Anju yang melihat suaminya segera keluar dari antrian lalu menyatukan kedua telapak tangannya "sorry darling". "Huuuuuu" ibu- ibu disana menyoraki Anju. "Yang kowe ngopo antri neng kono ? Katane meh jajan soto" Tejo, pacar Lastri datang menggunakan motornya. 'Yang kamu kok antri disana ? Katanya mau beli soto' Tejo kelihatan sangat sebal melihat pria pria tampan sedang membungkus sayur. "Eh maap maap yang" Lastri yang malu kemudian naik ke motor Tejo sambil memeluknya. "Ngisin- ngisini, punya pacar kok gatele minta ampun" kini nenek tua yang ikut mengantri berkomentar. 'Malu- maluin, punya pacar kok genitnya minta ampun' Lisa hanya menggeleng- gelengkan kepalanya bingung, padahal cuma buat penyamaran doang tapi kok malah rame. Ia melihat ke rumah tergetnya, masih sepi seperti kemarin. Kemana Ridwan ? Ia menghembuskan nafasnya sebal. Ndari yang duduk di teras rumahnya melihat semua keramaian itu sambil meminum tehnya. Kemudian seorang pria kurus menghampirinya. Ndari sedikit kaget melihat pria yang ia kenal itu. "Kaget aku Min, ngopo je kowe ki tiba- tiba lungguh neng ngarepku" Ndari mengomel pada pria itu. 'Kaget aku Min, ngapain kamu tiba- tiba duduk didepanku' "Hehe yo maap Ndar, kuwi lho ono opo to rame- rame ? Kui cah enom- enom kui sopo ? Sedulurmu ?" Tanya Minto dalam bahasa jawa. 'Hehe maaf Ndar, itu ada apa kok rame- rame ? Anak- anak muda itu siapa ? Saudaramu ?' "Udu Min, kui cah ngontrak neng sebelahku. Cah kuliah kabeh kui kakang adi kui le paling gede le wedok" ucap Ndari menjelaskan. 'Bukan min, itu yang ngontrak disebelahku. Itu semua kakak beradik yang paling besar yang perempuan' "Kui sek wedok ayu kui lagi golek kerjo, sek liyane do kuliah tapi buka usaha ben oleh duit nggo ragat sekolah" ucap Ndari melanjutkan. 'Itu yang cewek cantik lagi cari kerja, yang lain kuliah tapi lagi buka usaha biar dapet uang buat kuliah' "Ooo mencurigakan banget yo ? Mosok neng hogga mung ameh kerjo" ucap Minto memanas- manasi Ndari. 'Kok mencurigakan banget ya ? Masa di hogga cuma mau kerja' "Welah kowe kui le mencurigakan, wong Hogga ki kota pelajar kok" Ndari memperlihatkan KK palsu dari Lisa. 'Kamu itu yang mencurigakan, hogga kan kota pelajar' "Lho iki, wongtuo ne wes mati kabeh ki di urus karo om e, dadi saiki meh mandiri justru aku seneng karo wong enom le ngono kui" Ndari seperti membagakan anak sendiri. 'Nih orangtuanya udah meninggal. Semua diurus omnya, sekarang mau mandiri justru aku suka muda mudi yang seperti itu' "Oh ngono yowis apik kui nek mung ameh golek rezeki ro ilmu" ucap Minto lega. 'Oh ya baguslah nek mau cari rezeki dan ilmu' "Meh teh ora ?" Tanya Ndari. 'Mau teh enggak ?' "Rasah lah aku tak lungo sek iki meh nelfon juraganku" ucap Minta kemudian berdiri dan berjalan keluar halaman. 'Gak usah aku mau pergi, mau telfon bosku' "Aneh banget sih tur mugo wae Minto wes tobat, wes melbu penjoro pindo je" ucap Ndari pada dirinya sendiri. 'Aneh banget semoga Minto udah tobat, udah masuk penjara dua kali sih' Ndari kembali di kagetkan oleh Pipin yang jongkok disebelahnya. "Astagfirllah" ucapnya sambil mengelus d**a. "Kaget mamah Pin, kamu itu ngapain ?" Tanya Ndari pada anaknya. Tumben sekali anaknya keluar rumah, padahal biasanya hanya mengurung diri dikamar. "Itu kenapa rame banget ?" Tanya Pipin sambil menunjuk ibu- ibu yang berkerumun didepan rumah kontrakan. "Oh itu lho yang baru pindah kemarin buka masakan matengan, rame banget Pin. Tapi enak sih tadi mamah dikasih testernya" "Kamu makan sana" ucap Ndari pada anaknya. "Ooohh" Pipin hanya ber oh ria kemudian duduk disebelah ibunya sambil menonton anime. Ndari hanya menggeleng- gelengkan kepalanya. "Maaf ya ibu- ibu udah habis di borong sama ibu ini" Leon meminta maaf pada ibu- ibu yang sudah mengantri. "Huuuuu piye to mbak Celine ki" ucap Tina pada janda beranak satu itu. "Aduh maaf ya ibu- ibu saya tuh sibuk banget, anak saya udah kelaperan jadi ya saya borong yang deket- deket aja" ucapnya dengan nada di buat- buat. "Halah ngomong wae meh caper sama mas mas yang jualan" ucap Selly tampak tak suka dengan Celine. 'Halah ngomong aja mau caper sama mas mas yang jualan' "Emang mas mau sama janda kaya saya ?" tanya Celine malu- malu. "Saya udah punya pacar" jawab Raka asal. "Saya mau mbak Celine" Leon mengangkat tangannya, Leon langsung dicubit oleh Lisa. "Inget tugas lo" bisiknya pelan. "Duh maaf mas saya gak suka koko koko" ucap Celine pada Leon. Leon cemberut mendengar jawaban Celine. "Halah sok sokan kamu mbak Celine, udah janda pula" Selly sewot lagi. "Kalo mas yang itu saya mau deh" ucap Celine lagi sambil menunjuk Wisnu menggunakan dagunya. "Oh saya ?" Wisnu menunjuk dirinya sendiri. "Saya mah naksir sama Pipin" Wisnu menjawab asal. "Pipin siapa ?" Tanya Celine. "Itu " ucap Wisnu menunjuk Pipin yang sedang duduk dikursi. Semua melihat ke arah Pipin. Pipin yang ditunjuk oleh Wisnu segera disikut oleh Ndari "eh Pin itu tuh diliatin". Pipin menengok ke arah yang ditunjuk ibunya, ia malu karena semua orang melihat ke arahnya. Pipin segera berdiri lalu masuk ke rumah menuju kamarnya. Ia menutup pintunya dengar keras sehingga membuat suara yang keras. 'Darrrr' Ndari yang sedang meminum tehnya kaget, tehnya tumpah. "Ya allah salah apa aku ini" ucapnya sambil mengelap teh yang tumpah. Celine tersenyum meremehkan. "Yakin ? Tu anak kayanya ga pernah keluar deh" ucapnya. "Iya tuh Pipin mah gak banget" ucap Selly kompak dengan Celine. Ibu- ibu mengangguk setuju pada ucapan dua wanita itu. "HEH CANGKEME DO RAISO MENENG ! ANAKKU KI AYU LUWIH AYU TIMBANG KOWE KELESS" Ndari tidak terima anaknya dijelek- jelekan. 'Heh mulutnya gak bisa diem ! Anakki lebih cantik ketimbang kamu kali' "WES KONO BUBAR WES ENTEK DAGANGANE! GANGGU WAE" ucapnya lagi. 'Udah sana bubar, udah habis dagangannya ganggu aja' Ibu- ibu itu tak langsung pergi. Ndari lantas menyalakan keran yang sudah terhubung dengan selang. Ia dengan emosi menyemprotkan air pada ibu- ibu itu. Semua ibu- ibu lantas lari terbirit- b***t, Celine dan Selly lari sambil menghalang air pada wajahnya takut makeup nya luntur. Raka, Wisnu, Leon dan Lisa hanya bisa menganga melihat kejadian itu. "Kayanya kita salah deh bikin penyamaran" ucap Lisa yang diiyakan oleh semua rekannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN