TIM MERAK !

1277 Kata
Dua tahun yang lalu. "1154 melapor, keadaan raja baik-baik saja ada dua tikus berada di ruangan yang sama. Ganti" Ucap seseorang berpakaian hitam bersembunyi diatas sebuah bangunan, ia memantau keadaan dibawah sana dengan hati- hati. "Disini Snow white tiga penyamun bergerak ke belakang, Snow white segera siap menyergap. Ganti" Pria bertopeng namun berkacamata bersembunyi di balik drum minyak berbicara pelan lewat HT nya. Matanya terus mengikuti tiga orang yang sedang merokok. Tiga orang itu terlihat lengah. "Segera meluncur Snow white" Ucap komandan pasukan yang terus memantau keadaan menggunakan teropong dari balik pohon yang tak jauh dari bangunan itu. "Snow white bergerak, 1154 segera cium raja. Go go go" kini Snow White menyuruh untuk segera bergerak ke dalam. "Snow White masuk menyergap." "Satu penyamun, game over" "Dua penyamun, game over" "Tiga penyamun, game over. 1154 bagian mu. Ganti" Tiga orang membawa s*****a tajam tak sempat melawan, mereka segera di lumpuhkan oleh orang yang di panggil Snow White dengan satu pukulan mematikan. "1154 masuk" "Satu tikus game over" Ia menghajar satu pria berbadan besar. Pria itu segera pingsan dengan satu tendangan di belakang kepalanya. Baju pria itu sedikit terangkat ternyata mereka membawa s*****a api. Ia sedikit panik mengetahui pria lainnya sedang berlari ke arah sandera. "Tangan ke atas atau gue tembak orang ini!" ancam pria itu sambil menempelkan pistol ke kepala sandera di sampingnya. "tikus membawa pistol" Orang yang diberi kode 1154 mengangkat kedua tangan nya. "Izin menembak" dari semak- semak seorang penembak jitu mengarahkan sasaran pistol nya ke arah penjahat itu. "Hahaha gua tau polisi akan datang. Tapi gua gak tau bakal secepat ini kalian berhasil kesini. Sebelum kalian bunuh gua, gue bakal bunuh salah satu dari kalian!" Pria berkumis tebal mengarahkan pistol nya ke depan, ia akan segera menarik pelatuk pistol nya. 'Dorrr' "b*****t!!!" belum sempat pria itu menembak, tangan nya telah tertembak duluan. Peluru menyerempet sedikit mengenai sisi bawah telapak tangan nya. Pistolnya terjatuh ia memegangi telapak tangan nya yang terluka dan bersimbah darah. Kode 1154 segera menyeleding kaki pria berkumis, pria berkumis pun ambruk. Ia segera mengunci kepala pria itu membuatnya kehabisan napas dan pingsan. "Tikus dua gameover, sandera selamat" ucap kode 1156, ia segera melepaskan ikatan tali di tangan dan kali sandera. Sandera berjenis kelamin pria itu begitu shock ia tak sanggup berkata-kata, ia melihat satu orang tertembak didepan matanya. Ia mengira orang itu mati. "Sudah aman. Ganti" "Kamu baik- baik saja ?" tanya kode 1154 kepada sandera. Sandera itu hanya mengangguk pelan, tubuh nya gemetar hebat. Setelah dirasa sudah aman tim kesehatan segera masuk dan membawa sandera kemobil ambulance mengecek keadaan nya, lalu segera pergi ke rumah sakit Militer. "Apa ada yang terluka ?" ucap Komandan yang sudah masuk ke dalam ruangan. Semua anggota tim segera berkumpul didepan atasanya. Ia melihat dan mengecek satu- persatu badan ketiga anggota nya. "Tidak Komandan!" ucap mereka serempak. Para penjahat segera di borgol oleh para polisi dan di gelandang keluar dari tempat itu. penjahat itu melihat sebal ke arah mereka, bahkan pria berkumis menangis sambil melihat mereka dengan marah. "Awas kalian" ucap pria berkumis itu, lalu berlalu pergi. Kaki nya sedikit pincang, mungkin efek diseleding tadi. "Bagus, tim Merak memang dapat di andalkan" ucap Kepala Polisi yang juga datang ke tempat itu. Kepaka Polisi bernama Indra mengangguk- angguk puas. "Siap pak!" jawab mereka kompak lalu segera hormat setelah atasan nya itu pamit undur diri kembali ke Kantornya setelah berbincang sebentar dengan komandan tim Merak. . . . Mereka berempat meninggalkan tempat itu. Sementara bangunan itu akan di jaga oleh Polisi dari devisi lain yang juga akan mencari barang- barang yang bisa di jadikan bukti. Tim Merak segera masuk ke dalam mobil dan mulai berbincang akrab layaknya teman. "Nice Shoot Leon" orang yang di panggil kode 1154 berhigh vive dengan pria berambut plontos. "Lisa lu berhutang nyawa sama gue kali ini" ucap Leon sang penembak jitu kepada kode 1154 yang ternyata wanita bernama asli Lisa. "Lain kali gue bayar" ucap Lisa sambil menyalakan rokoknya. "Jangan ngerokok di mobil kak, gue sesek nih" Snow White mengibas- ngibaskan asap rokok yang melewati nya. "Ini semua gara- gara komandan nyuruh gue nyamar jadi buruh di pabrik rokok, gue jadi anti banget sama rokok" ucap Snow White membuka kaca mobil lalu msnghirup udara diluar. "Salah satu petugas adalah pengedar obat terlarang, berkat lu juga semua nya jadi terkendali lagi . Lagian kasihan buruh disana dicekoki pil extacy" Lisa yang juga berperan menjadi buruh disana berhasil membuka kedok mereka. "Justru itu bagus buat lu, lu jadi berhenti ngerokok. Lebih sehat kan Ka ?" ucap Komandan Anwar membela diri. "Betul itu Rak" Leon ikut membela Komandan nya. Kode snow white yang bernama asli Raka hanya mengerucutkan mulutnya dengan sebal. Sial Sedangkan Lisa masih setia menghirup rokoknya, bahkan dengan sengaja menghembuskan asap rokok ke arah Raka. . . . "Kita kedatangan anggota baru, ia akan menjadi rekan kalian mulai sekarang" ucap Anwar kepada tim nya. Mereka bertiga mulai mengamati orang yang baru saja masuk kedalam ruangan. Tubuhnya terlalu putih untuk orang yang baru saja lulus sekolah kepolisian. "Saya Wisnu Dirga yang akan menjadi rekan kalian mulai hari ini" ucap Wisnu dengan penuh percaya diri, ia melirik ke arah Lisa. ia tersenyum melihat Lisa memperhatikan nya. "Kau lulus dengan nilai memuaskan, tapi disini nilai bagus bukan jaminan semua membutuhkan bukti yang nyata" Leon mulai berbicara matanya terus melihat profile Wisnu. "Coba kau lawan dia" Lisa memberi perintah kepada Raka. Raka yang berdiri dan menyiapkan kuda- kuda segera di hentikan oleh Anwar. "Jangan sekarang, gue ada tugas penting untuk kalian" Anwar berbicara serius. Mereka segera memasang sikap siap. "Kalian tau Ridwan Santono?" "Ya tau!" jawab mereka serempak terkecuali Rama yang hanya diam saja karna dia baru saja sekali ini mendengar nama itu. "Dia terlihat lagi di kota Hogga kemarin malam, tim SatresNarkoba Hogga melaporkan langsung ke Kantor pusat Ibu Kota" Ridwan Santono adalah seorang gembong n*****a paling berbahaya yang selalu lolos dalam kejaran polisi, 5 tahun yang lalu bahkan Anwar dan Lisa sendiri yang menangkapnya. Setelah ia tertangkap, tiba- tiba barang bukti yang ia dan Lisa kumpulkan hilang. Hal itu membuat Ridwan tak dapat di tahan, bahkan belum sempat di interogasi. Ridwan dalam keluar dengan bebas esok harinya. Seminggu kemudian barang bukti yang tadi nya hilang kembali muncul secara ajaib di meja kerja atasannya kala itu, saat akan kembali menangkapnya Ridwan hilang bagai di telan bumi. Sejak saat itu Ridwan mulai menjadi buronan semua kepolisian. Anwar mulai mencari keberadaan nya, mencari dari rumah satu ke rumah Ridwan yang sudah di sita oleh negara, tempat yang sering di kunjungi, bahkan Lisa mengawasi anak dan isteri Ridwan setiap hari dengan menyamar menjadi mahasiswa yang sedang menjalankan program KKN. Namun nihil Anwar selalu mengintrogasi bawahan Ridwan yang tertangkap dari yang paling bawah sampai ke orang kepercayaan Ridwan. Namun keberadaannya bagai asap. Beredar kabar bahwa ia mati dibunuh bawahan nya saat sedang bersembunyi. Bahkan ada kabar yang mengatakan Ridwan terlihat di negara Ailand dan akan menjalani operasi wajah agar dia bisa bebas dari kejaran polisi, namun itu hanya gosip belaka. Namun yang lebih Anwar percayai bahwa ada seseorang yang berkuasa lebih di atasnya di institut yang harusnya melindungi rakyat- rakyat dari n*****a sedang menyembunyikan keberadaan buronan itu. Gagasan itu ia pendam. Hal yang harus di selidiki Anwar seorang diri, ia tak mau anggota timnya mendapat bahaya. Ia tahu bahwa semakin ia mencari tahu lebih dalam semakin hidupnya akan terancam. Status Ridwan saat ini masih buronan, tetapi kejahatannya diabaikan seiring dengan tidak ditemukan keberadaannya selama 5 tahun ini. Dan penampakannya kemarin malam membuat para polisi bagai singa kelaparan yang siap untuk menerkam mangsa nya. Begitu pula Anwar dan Lisa, mereka seperti mendapatkan angin segar. Ia sudah siap untuk kemungkinan yang ada. Bahkan siap membuat seseorang yang menyembunyikan Ridwan akan mendapat balasan darinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN