Elena duduk di ruang tengah dan mengirim pesan untuk Diego agar menjemputnya, sambil menunggu pria itu mengambil berkas yang harus ditanda tangan. Excel memperhatikan Elena dari lantai atas, entah apa yang ia pikirkan tetapi tidak ada keinginannya untuk melepaskan wanita itu begitu saja.
“Kenapa kamu masih berdiri di situ?” Elena menatap tajam pada Excel yang mematung memperhatikan dirinya.
“Aku hanya melihat wanita yang keras kepala.” Excel tersenyum.
“Terima kasih, berikan berkar itu!” Elena menadahkan tangannya.
“Sepertinya kamu sudah tidak sabar lagi mau menjadi istri sahku.” Excel duduk di depan Elena dengan senyuman sombongnya.
“Apa perkataan itu tidak terbalik? Kamu yang menjebak diriku dalam pernikahan yang tidak aku inginkan.” Elena mengambil pena dan berkas yang ada di tang
