DDM 18 - Perjalanan Menuju Pesantren

502 Kata
Hari pun terus berlalu dan datanglah hari di mana Angeline, Richie, dan Angeline pergi ke pesantren. Ustazah Aisyah sudah membantu mereka untuk menyiapkan segala sesuatunya. Ketika remaja tersebut bahkan di berikan peralatan shalat masing-masing. Padahal, mereka sudah mengatakan bahwa mereka memiliki uang untuk membelinya namun Ustazah Aisyah selalu memberikan tanpa menanyakan terlebih dahulu sehingga mereka tidak bisa menolak.   Alasan Ustazah Aisyah sederhana, kalaupun ketiga remaja tersebut memiliki uang, uang tersebut bisa digunakan untuk keperluan mereka bertiga selama di pondok. Meski hanya tinggal tidak lebih dari sebulan, Ustazah Aisyah mulai mengenali karakter ketiga remaja tersebut yang terlihat sangat tidak mau merepotkan dirinya dan suaminya.   “Gimana caranya kasih uang ini ke Ustaz sama Ustazah?” tanya Angeline.   “Mereka pasti gak mau deh terima uang kita.” kata Velyn.   “Gimana kalau kita taro di kamar Ustazah Aisyah aja?” tanya Richie.   “Ide bagus tuh.” kata Angeline.   “Kita serius nih Bos kasihnya cuma 500rb?” tanya Velyn.   Angeline menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dirinya bingung harus memberikan uang terima kasih berapa kepada keluarga yang sangat baik kepada dirinya beserta teman-temannya.   “Yaudah kita kasih 1 juta deh. Kita gak bisa kasih lebih dari segini, soalnya kita gak tau bisa bertahan dengan uang yang kita punya berapa hari.” kata Angeline.   Velyn dan Richie langsung mengangguk setuju.   “Biar gue yang masukin uang ke kamar Ustazah, lo berdua jagain di depan.” kata Angeline.   Alasan Angeline sebetulnya sederhana, bila mereka ketahuan, Angelinelah yang akan disalahkan. Angeline sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dirinya akan melindungi kedua sahabatnya tersebut.   “Oke.” kata Richie dan Velyn.   Angeline langsung memasukkan uang ke dalam amplop lalu membuat surat kecil, kemudian membawanya ke kamar Ustazah. Sementara, Richie dan Velyn berjaga di luar. Setelah meletakkan uang tersebut dengan surat di dalamnya, Angeline pun keluar kamar.   Lalu mereka bertiga langsung berjalan ke luar rumah.   “Richie!” seru Ustaz Ahmad.   Richie langsung menghampiri Ustaz Ahmad. Dalam hati dirinya mencemaskan kalau mereka dicurigai mengambil sesuatu dari kamar beliau.   “Iya, Ustaz?” sahut Richie.   “Ini tiket bus untuk kalian bertiga dan catatan alamat pesantren. Kamu pegang baik, baik ya!” kata Ustaz Ahmad.   Richie tidak lagi terkejut, Ustaz Ahmad memang benar-benar sangat baik kepada dirinya dan dua orang sahabatnya. Richie pun mengambilnya, “Ustaz, terima kasih banyak semoga Allah SWT membalas semua kebaikan Ustaz dan keluarga Ustaz kepada kemi bertiga.” Katanya.   “Aamiiin. Sudah, yok, ajak Angeline dan Velyn ke depan. Ustaz sudah siapkan ojek yang bisa mengantara kelian sampai di stasiun.” kata Ustaz Ahmad.   “Sekali lagi terima kasih banyak, Ustaz.” kata Richie.   Ustaz Ahmad mengangguk, tersernyum, dan menepuk pundak Richie, “Jaga kedua temanmu itu ya, sebagai lelaki saya berharap lebih kepada kamu.” kata Ustaz Ahmad.   “Baik, Ustaz.” kata Richie.   Richie lalau menghampiri kedua sahabatnya untuk menyampaikan apa yang disampaikan oleh Ustaz Ahmad.   “Kita dibeliin tiket bus sama Ustaz Ahmad.” kata Richie.   “Ya Allah, baik banget.” kata Angeline.   “Iya, baik banget.” kata Velyn.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN