Satu bulan kemudian. Hari pernikahan Alisa dan Reyan telah ditentukan. Satu minggu lagi keduanya akan resmi menikah dan menjadi sepasang suami istri yang sah. Namun, semakin mendekati hari pernikahannya, Alisa justru terlihat semakin gelisah. Dia terkadang merasa bahwa keputusannya ini salah. “Ca, Reyan udah dateng,” ujar nenek Jessy, memanggil cucunya yang ada di dalam kamar. Mendengar suara nenek Jessy, Alisa pun lekas beranjak dari atas kasur, perlahan kakinya melangkah menuju pintu kamarnya. Tapi, saat dirinya melewati cermin panjang yang dia letakkan di sudut kamar dekat lemari pakaian—Alisa tiba-tiba berhenti melangkah. Untuk beberapa saat Alisa mengamati tubuhnya, perempuan itu berdiri menyamping menatap pantulan tubuhnya dari cermin. “Kok aku ngerasa agak gemukan, ya?” gumam