Helaan napas berat terdengar dari diri Alisa. Abel menoleh, menatap temannya yang sejak tadi terdengar menghela napas terus-menerus. “Lo kenapa?” tanya Abel. Alisa menggelengkan kepalanya pelan. “Lo kepikiran sama Farel?” terka Abel. Seketika Alisa langsung menatap teman karibnya itu. “Lo bisa baca pikiran gue?” tanya Alisa. “Asal nebak aja,” jawab Abel, santai. Alisa kembali menghela napasnya panjang. “Gue ngerasa enggak enak sama Farel,” kata Alisa. “Karena lo udah pinjem bahu dia berjam-jam?” Alisa mengangguk, dan sekali lagi dia menghela napasnya. “Lo enggak usah ngerasa bersalah, lagian gue yakin, Farel justru ngerasa beruntung karena lo pinjem bahu dia,” cakap Abel. “Sebenernya bukan karena itu gue enggak enak sama dia,” kata Alisa. Abel mengernyit. “Terus karena apa?