Reyan tiba di sebuah danau pemancingan yang tak jauh dari rumah orang tuanya. Di sana, dia melihat ada sosok pria paruh baya yang duduk tenang, seperti sudah menunggunya sejak tadi. Reyan pun mendekati pria paruh baya itu yang sebenarnya adalah Pak Alan—sang ayah. “Pa,” sapa Reyan, kemudian duduk di kursi plastik samping ayahnya. “Kamu udah bilang sama istri kamu kalau mau pergi ketemu papa?” tanya Pak Alan, sedikit basa-basi. “Aku cuma bilang ke dia kalau aku pergi sebentar,” jawab Reyan. “Papa ada apa tiba-tiba ajak aku ketemuan di sini?” Reyan bertanya sembari melihat sekitarnya yang tampak gelap dan sepi. Pak Alan tersenyum tipis, pria itu kemudian melempar kail pancingnya ke danau. “Papa mau ajak aku mancing malem-malem begini?” terka Reyan, masih sambil melihat sekelilingnya