Pak Alan terlihat menghela napasnya berat, dia meletakkan ponselnya ke atas meja, lalu menatap foto yang ada di layar ponselnya itu dengan raut gelisah. “Kamu kenapa, Mas?” tanya Mama Reya, mendekati suaminya yang sejak sore tadi tak keluar dari ruang kerjanya. Pak Alan mendongak, menatap istrinya yang tampak mengumbar senyum hangat padanya. “Kamu lagi ada masalah?” tanya Mama Reya, menyentuh bahu suaminya pelan, memijatnya penuh kelembutan. “Makan dulu yuk,” ajaknya kemudian. “Re,” lirih Pak Alan, memegang tangan istrinya dan mengecupnya sesaat. “Menurut kamu, apa perjodohan Reyan dan Ica itu benar?” tanyanya. Mama Reya berkerut kening. “Maksudnya gimana?” Pak Alan kembali menghela napasnya. “Aku takut, cerita kita terulang lagi ke anak kita,” tutur Pak Alan. “Cerita kita?” Pak Al