Ajeng mendesah kesal. Sejak hari itu, hari ketika ia sedang bersama Ale dan bertemu dengan Ilham, pacarnya itu memang berubah. Menjadi lebih sering menghibunginya, dan mengajaknya keluar. Namun, tidak dengan sifat cemburunya. Tidak apa-apa, yang terpenting adalah ia mendapatkan perhatian Ilham. Sayangnya, di saat seharusnya ia bersuka cita atas perubahan tersebut, yang terjadi malah jauh di luar ekspektasinya. Perubahan Ilham, terjadi bersamaan dengan peralihan hatinya yang mulai berdesir hangat untuk orang lain. Padahal, perjuangan mendapatkan perhatian Ilham, tidaklah mudah, tapi hatinya malah menyeleweng. Ah, Ajeng jadi mengingat hari itu. Hari yang telah membuatnya mendapatkan perhatian sang pacar. Sekaligus kehilangan kewarasannya. *** Ajeng masih mengingat dengan sangat jelas ba