Dalam kondisi biasa, Ajeng akan tertawa atas becandaan yang dilontarkan Ilham. Akan tetapi, hari ini, suasananya sangat tidak mendukung. Tidak ada yang lucu dalam setiap ucapan pacarnya itu. “Yuk,” respons Ajeng sangat singkat. Cewek itu beranjak, lalu mengambil belanjaannya. Dia segera berlalu, menyeberang. Kafe yang akan mereka jadikan tempat mengobrol berada tepat di seberang swalayan ini. Jadi, Ajeng merasa tidak perlu naik motor bersama Ilham. Tanpa Ajeng tahu, Ilham tidak mengambil motornya di parkiran. Cowok itu mengikutinya di belakang. Sambil merapal doa dalam hati, agar dirinya mampu meyakinkan Ajeng. Supaya sang pacar mau memaafkan dirinya. Ajeng memilih tempat duduk paling ujung, dekat dengan papan tulis berwarna hitam yang dipenuhi coretan kapur warna-warni. Berbagai kali