Raut wajah Ajeng terlihat sedih. Menunjukkan penyesalan yang tidak sepele. Melalui pemandangan itu, Rita dan Naura yakin, perasaan Ajeng terhadap Ale sudah mencapai tahap yang bukan sekadar rasa suka biasa. “Kenapa nangis? Nyesel?” kali ini, Naura yang bertanya. Ajeng mengembuskan napas kasar kasar. Sesungguhnya, dia tahu alasan kenapa dirinya menangis setelah menyakiti Ale dengan kata kata. Akan tetapi, untuk memberi tahu kepada teman-temannya, dia dilanda keraguan. Lagi-lagi, takut membuat Rita dan Naura kecewa terhadap dirinya. “Enggak tahu. Nangis gitu aja.” Pada akhirnya, Ajeng menyembunyikan alasan sebenarnya. Dia tetap berada pada dirinya yang lebih nyaman memendam sampai suatu saat nanti tidak sanggup lagi menanggungnya sendirian. Sampai dirinya sendiri muak terhadap hal yang me
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari