Ale berangkat kuliah dengan suasana hati lumayan baik. Setelah teleponnya direspons Ajeng dengan baik, cowok itu tidak bisa untuk tidak tersenyum. Dirinya bahkan sampai terjaga semalaman saking tak sabar memantikan hari esok. Hari esok dengan harapan dapat bertemu sang pujaan hati. Tekad untuk melepaskan perasaan itu pun sirna hanya dengan satu respons baik. Lenyap tak berbekas. Saat ini, di kepalanya kembali tertanam bahwa selama janur kuning belum melengkung, Ajeng masih pantas untuk dia perjuangkan. Masih pantas untuk menerima perjuangan dirinya yang tidak akan mengenal lelah jika sudah berkomitmen. Bahkan ketika harus kuliah pagi, dirinya tidak kesal sama sekali. Meski semalam begadang, cowok itu dapat bangun tepat waktu, sehingga tidak terlambat mengikuti mata kuliah. Setelah ma