Bab.4 - Hazel Depresi

1035 Kata
Di rumah sakit ... " Dok, tolong anak ini!" teriak pak Razak selaku pak satpam di rumahnya Reyhan sambari berlari menggendong hazel, di ikuti oleh Nirmala. " Silahkan ikut saya dan tolong salah satu isi form pendaftaran," sembut seorang suster Serta mengarahkan pak Razak keruang UGD. Pak Razak meletakkan hazel di sebuah ranjang pasien di ruangan UGD, terlihat darah di keningnya hazel mulai mengering dan suster dengan sigap segera membersihkan darah serta meletakkan perban untuk membungkus luka pada kening hazel. Tak lama Nirmala muncul sehabis dari tempat pendaftaran sebelumnya. "Bagaimana dengan keadaan nona saya dok?" Tanya Nirmala kepada dokter yang sedang memeriksa hazel. "Oh tidak apa-apa, mungkin pasien terjatuh serta kepala nya membentur sesuatu. Ini tidak serius, tenang saja," tutur dokter. "Oh syukur Alhamdulillah," ucap Nirmala dan pak Razak secara bersamaan. "Namun...." sambung dokter, kata-kata dokter yang terhenti. Sentak membuat Nirmala dengan pak Razak bingung, penuh tanda tanya meminta penjelasan lebih terhadap perkataan dokter baru saja. " Apa Pasien mempunyai orang tua, boleh kalian menghubungi nya ada sesuatu yang harus saya jelaskan pada mereka menyangkut pasien," jelas dokter tersebut. " Sepertinya tuan saya lagi sibuk dok, panggilan saya tidak di jawab dari tadi," Jawab Nirmala yang masih menghubungi Reyhan . Nirmala juga bingung mau nelpon Amara, namun tuan nya sudah melarang nya untuk menghubungi Amira Untu sementara. " Kalau begitu Bapak dan ibu, mari ikut saya ke ruangan saya." Ajak dokter pada Nirmala dan pak razak. " Oh baiklah dok." Nirmala dan pak razak menjawab serentak, seraya mengikuti dokter masuk kedalam ruangannya. Di ruangan dokter.... " Bapak dan ibu silahkan duduk dulu," ucap dokter ramah. " Iya dok, Terima kasih." Timpa Nirmala, seraya duduk dan di ikuti pak Razak duduk di sebelah nya . " Bapak,ibu. Pasien tidak mengalami cedera serius atau luka fatal," ucap dokter." Hanya saja...." dokter berucap kembali dan kata-katanya terhenti. Nirmala dengan pak Razak menanti dokter melanjutkan perkataannya. " Hanya, saja apa dok?" Tanya pak Razak penasaran, karena dokter tak kunjung meneruskan potongan kata-katanya. " Iya dok, kenapa dengan nona saya?" Sambung Nirmala cemas. " Hanya saja, dugaan saya ... pasien ini, sedang mengalami gangguan psikis, mendekati depresi, itu hasil dari pemeriksaan yang saya tangkap. Dabar jantung dan nafas yang tak beraturan menandakan sebuah tekanan dan keresahan walaupun ia dalam keadaan tak sadarkan diri. Sepertinya, Pasien ini baru saja mendapat sebuah kesedihan mendalam di dalam batinnya. Dan tidak kesiapan mental, kesedihan tersebut menjadi tekanan batin yang berujung pada rasa kecewa yang berlebihan." Tutur dokter. " Astagfirullah, Non hazel kenapa jadi seperti ini." Nirmala tidak percaya apa yang terjadi saat ini dengan anak majikannya yang sadari kecil di rawat oleh nya, ia menggeleng gelengkan kepalanya . " Maaf, itu baru dugaan saya saja! tapi bapak ibu bisa mengatakan pada orang tua pasien." Ucap dokter kembali. " Tapi masih bisa normal kembali kan dok?" Tanya pak Razak mengeluarkan suaranya yang sadari hanya diam saja mendengar pembicaraan Nirmala dengan dokter tersebut. " Bisa saja pak! Namun harus ada yang mendampingi secara intensif, untuk memulihkan suasana hatinya. Bisa saja dari teman-teman nya atau lebih bagus dari kalangan keluarga orang tua dan ibu bapak bisa mengatakan pada orang tua pasien untuk banyak menghabiskan waktu dengan anaknya." Sambung dokter kembali. " Sebenarnya anak itu! Baru saja di tinggal oleh ibu nya dan orang tua nya juga baru cerai." Timpa Nirmala sedikit menjelaskan tentang di alami oleh anak majikan nya. " Sepertinya dugaan saya betul, maka dari itulah pasien mengalami hal semacam itu." Jawab dokter tersebut yang sedikit paham. " Baik dok, nanti saya akan menyampaikan seperti yang di katakan oleh dokter kepada tuan kami." Ucap kembali Nirmala. " Baiklah, ini saya beri resep yang harus di minum dengan rutin ya Bu, kita berdoa sama-sama dan lihat perkembangan satu Minggu ini. Jika pasien kuat dalam menekan kekecewaan nya, maka kita bisa lega, mungkin pasien akan berubah dari segi perilaku dan sikap saja." Tutur dokter kembali. " Insyaallah dok, semoga saja!" Ucap pak Razak. Di ruang IGD rumah sakit, " Awwwsshh, aku di mana nih?" Ucap hazel, yang kini baru saja sadar dan membuka kedua matanya. " Kepala ku sakit, heesstt," hazel yang baru saja sadar dari pingsan, ia tidak tau dirinya sedang berada di mana. " Syukurlah, kamu sudah sadar dek," ucap suster yang menghampiri hazel. " Suster, saya ada di mana ini?" Tanya hazel pada suster, ia tahu itu seorang suster karena di lihat dari seragam yang di kenakan nya. " Kamu sedang berada di ruang IGD rumah sakit dek, tadi kamu pingsan! Sepertinya kepala kamu terbentur sesuatu dan berdarah, ada dua orang tua yang membawa kamu kesini dek," suster menjelaskan pada hazel kenapa hazel berada di rumah sakit. " Aduhhh, oh begitu ya sus," ucap hazel, lalu ia mengingat kejadian saat tadi dikamar nya. Dari mulai ia histeris, menghancurkan barang-barang, hingga ia jatuh di kamar mandi karena saat ia berjalan hendak mengguyur dirinya di kamar mandi, kepalanya merasa pusing lalu ia terjatuh dan keningnya terantuk ujung bathtub. " Begitulah dek," Jawab suster. " Lalu dua orang tua yang membawa saya kesini di mana dok," tanya hazel kembali. " Dua orang tua itu sedang berada di ruangan dokter dek, sebentar lagi juga akan keluar." Jawab suster itu. Tak lama setelah suster mengecek keadaan hazel, Nirmala dan pak Razak datang ke ruang IGD . " Non hazel, kamu sudah sadar?" Tanya Nirmala, hazel menoleh kearah suara itu dilihat bi nirma dan pak razak mendekati dirinya. " Bi nirma, papa mana?" Tanya hazel yang tidak mendapatkan keberadaan orang tua nya satu pun . " Sepertinya, tuan lagi sibuk non. Jadi bi nirma yang akan menemani non hazel." Jawab Nirmala yang kasian pada nona kecilnya itu. " Hazel mau pulang! Bi." Ucap hazel singkat, Nirmala hanya mengangguk kepala nya, tapi sebelumnya dia harus menanyakan dulu pada suster itu. " Suster, apakah pasien ini harus dirawat inap? Atau sudah dapat kami bawa pulang?" Tanya pak Razak pada suster. " Sesuai perintah dokter, karena pasien tidak ada keluhan apapun lagi. Maka silahkan pak, sudah boleh di bawa pulang kok." Jawab suster. " Syukurlah. Oh ya sudah, kalau begitu ayo kita pulang non," ajak pak Razak pada hazel, namun hazel hanya diam tak menjawab apapun. Dengan keheningan didalam mobil, kini tidak orang tersebut sedang di dalam perjalanan pulang, dengan pergolakan batin masing-masing. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN