Di dalam kamar yang sudah dibuat tamaram Noora nyaris tidak bisa tidur mengingat bagaimana tadi moment dia dan Kennan bersama, melepaskan semua yang terpendam dalam dan terkunci rapat sudah hampir 5 tahun ini. Saling bersambut, dua hati yang gulana melepaskan kerinduan yang sudah membuncah, dua hati yang terus berusaha tenang padahal sangat tersiksa. Rasanya tidak ingin berakhir, berharap waktu diam sejenak atau bahkan diam saja selamanya. Tidak terkira lagi betapa rindu itu, betapa lama sudah membuat sesak dan sakit. Masih terasa hangatnya dekapan itu dan nyaman didalamnya. Masih juga bisa dia rasa bagaimana rasa pagutan itu yang inginnya tidak berhenti biarkan saja sampai malam berganti. Noora mengusap bibirnya, jantungnya terasa berdetak sasngat cepat, ia berpindah ke kanan dan ke kir