Noora kembali diam tidak sedikitpun bersuara setelah Kennan tidak membuat dia turun di halte. Beberapa belas menit mereka hening hanya terdengar samar hujan dan deru mobil. Sampai di jalanan yang orang tua mereka takuti ada kemacetan karena demonstrasi dan benar itu ternyata sudah terjadi, mobil Kennan pun melambat, jalanan sudah di tutup mereka terlambat berputar arah dan alhasil terjebak. Shit, Kennan mengumpat memukul stir mobilnya. Noora pun menatapi luar jalalanan. “Kenapa, sudah macet ya?” “Hemm, ini mungkin akan lama. Lihatlah! Maaf aku tidak tahu akan secepat ini.” Desah Kennan. “Ya mau gimana lagi.” Noora tampak menghubungi seseorang dengan ponselnya, “Hallo, hemm maaf aku terjebak kemacetan, ya...sorry mungkin ini agak lama...okay sampai bertemu disana.” Harusnya Kennan