“A’udzubillahiminasy syaitha nirrajim. Semua setan-setan menjauhlah! Kali ini gua pasti tahan gak gangguin si pawang buaya.” Rafan berdoa dulu saat dia melihat rumah Luna. Ada yang aneh jika sudah men-setting pikirannya agar tak mengganggu Luna lagi. Kebiasaan sering mengusik satu sama lain membuatnya ingin terus melakukan hal yang sama setiap saat. Rafan menatap Luna yang baru saja keluar dari rumah, hanya sekilas karena dia buru-buru berpaling, kembali membaca ta’auwudz menghembuskan di kedua telapak tangan kemudian mengusap wajahnya, terkhusus mata. “Gak lihat, gak lihat.” Dia berjalan menunggangi motornya. Melintas di depan Luna, lurus sampai dia menghilang di hadapan perempuan yang menatapnya kebingungan. “Kenapa dia?” Masih belum mengingat apa yang telah mereka sepakati semalam. H