Bsb 45

1411 Kata

"Rafan, bangun! Ya Allah kenapa anak ini bisa pingsan sih?" Sabila khawatir dengan Rafan yang mendadak pingsan. Kini sudah dibawa ke kamar pengantin untuk istirahat. Luna terus berada di samping dan merasa bersalah. "Dokter mana sih? Kenapa belum datang?" Sabila melihat ke arah pintu. Tak ada dokter ataupun bidan desa. Wajar, dr. Zahra sebagai dokter umum sekaligus kepala pukesmas kelurahan merasakan sakit hati sehingga melarang seluruh suster dan bidan datang ke pesta pernikahan Rafan dan Luna. "Gak perlu dipanggilkan dokter. Kakak sudah sadar, hanya lagi tidur saja," ujar Hanif terlihat tenang memperhatikan Rafan terbaring di atas kasur. "Eh, iya kah?" Sabila kembali memperhatikan Rafan yang mulai terdengar suara dengkuran halus. Iya, Rafan memanfaatkan situasi untuk tidur. Dari kemar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN