Bab 10

1828 Kata

Nasib menjadi RT, baru saja memejamkan mata, pintu sudah digedor-gedor. Rafan menolak bangun, ditarik selimut menutupi seluruh wajah dan kepala, tak lupa menimpali bantal di atasnya untuk menahan suara ibunya yang nyaring masuk ke telinga. "Ya Allah, Nak! Rafan! Bangun! Ketua pemuda mencarimu. Ada hal mendesak, keluarlah!" Sabila sampai kehabisan akal membangunkan putranya. Jika sudah masuk selimut memang susah untuk bangun apalagi pintu di kunci membuatnya kesal saja. Sabila menggedor pintu lagi dengan menambah kekuatan. Beruntung di usianya yang sudah hampir menyentuh kepala lima, masihlah cukup kuat untuk menggedor pintu. Jiwa muda dibarengi dengan olahraga terlihat seperti wanita kepala tiga. Iya, Sabila tetap menjaga penampilannya untuk membuat suami tak menoleh ke lain arah. Apalag

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN