Game Klasik

1037 Kata
Sean yang baru saja bangun melihat seisi kostnya kosong melompong tidak ada orang, ia sudah menduga bahwa teman-teman tidak ada akhlaknya itu sudah pulang ke kost masing-masing. Pemuda itu melihat PC tersebut yang masih dalam keadaan menyala, ia melihat sebuah game baru di layar PC-nya. “Game survival??” kata Sean dengan mata terbelalak, ia bahkan mencari di internet nama game tersebut. Namun, tidak ia temui ia pun mencoba membuka game itu dengan degup jantung yang tak bisa tenang sedari tadi. Namun, ketika ia buka game tersebut tidak seperti yang ia pikirkan. Game tersebut sama seperti game pada umumnya, memang konsepnya berbau zombie dan harus menyelamatkan diri dari para zombie tersebut. “Gamenya klasik banget, ck gue kira ini buatan mereka pas gue tidur, tapi emang gak mungkin juga sih mereka buat pas gue tidur lagian bikin game gak langsung jadi juga kan?” tanya Sean dengan wajah keheranan padahal sedari kemarin ia selalu mengecek PC tersebut, namun tidak ada ada game dengan nama survival. Akhirnya Sean pun memutuskan untuk menyembunyikan ini dari ketiga sahabatnya itu, lagi pula ia harus memanfaatkan game ini dan mengakuinya sebagai game yang ia rancang pastilah tidak ada yang tahu juga. Ting! Suara ponsel Sean membuat pemuda itu terkejut kemudian melihat pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. ‘Cek sosmed lo sekarang, semua lagi heboh karena game buatan lo udah tersebar. Gue tunggu di cafe biasa’ Begitulah kira-kira pesan yang Alefukka kirimkan untuk Sean, Sean sebenarnya bingung juga mengapa dirinya jadi bahan perbincangan. Sean tidak banyak bicara ia langsung mengecek semua sosial media miliknya yang penuh dengan tag. “What the hell! Ini apa-apaan?” ucap Sean yang tidak tahu menahu tentang tag yang mereka maksud. Beberapa ada yang mengomentari Sean yang sangat hebat, semua itu dari adik tingkat di kampusnya ada juga ucapan dari alumni yang Sean kenal. ‘Sean hebat, gamenya klasik sih tapi menarik banget @seanrafisal’ ‘Gue udah gak raguin lagi sih kalau dia yang buat, kan dia pro player pasti bikin game juga yang menarik @seanrafisal’ Kurang lebih seperti itulah komentar dari beberapa orang yang Sean kenal, selebihnya hanya sok akrab saja terhadap dirinya memuji hanya untuk terlihat mengapresiasi. Pemuda itu langsung mengambil jaketnya dan helm, ia pun mengendarai motornya membelah jalanan ibukota menuju cafe tempat ia dan sahabatnya nongkrong. Sebenarnya masih banyak tugas yang harus ia kerjakan dari pada nongkrongtanpa juntrungan seperti itu, namun ini hal penting dan ia harus tahu mengapa banyak orang yang mengetag akun instagramnya. Sesampainya di cafe, pemuda berusia 22 tahun itu tampak terburu-buru memasuki cafe tersebut dan mencari keberadaan Alefukka dan kedua temannya itu. Mereka tahu pasti apa yang sedang terjadi saat ini. Alefukka melambaikan tangannya memberitahu tempat duduknya pada Sean. Sean merasa lega ketika ia menemui ketiga sahabatnya itu, tanpa berbasa-basi Sean langsung menatap mereka bertiga dengan mata elangnya yang selalu membuat para wanita histeris, namun tidak untuk para pria yang menganggap tatapan Sean adalah mencari masalah. “Coba siapa diantara kalian yang nyebar konsep game kita ke orang lain? Gue gak mau ya ada salah satu diantara kita yang jadi penghianat,” ucap Sean dengan tegas, pasalnya ia panik karena merasa dibodohi dengan teman-temannya ini. Darren menghembuskan napasnya kasar kemudian menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan game survival berada diplatform khusus untuk mendownload game. “Di sana tertera jelas kontak developernya dan pasti lo tahu kan siapa orangnya? Jadi, harusnya kita yang marah karena tanpa sepengetahuan kita lo malah udah publikasi dan ya gue tahu lo maunya perfect tanpa menyertakan nama kita kan? Sekarang fiks lo udah ngebuang kita bertiga,” ucap Darren dengan tatapan malas. Sean melihat game tersebut dengan mata terbelalak, padahal dirinya baru saja menemui game tersebut di PC dan ia juga mengira bahwa ketiga sahabatnya ini yang sudah membuatnya demi kelompok mereka. “Ini lo yang buatkan? Sejak kapan lo buat ini? Bener kata gue kan ini tuh klasik banget, mereka kagum Cuma karena mereka seneng sama lo ya jelas kan lo itu ganteng, pinter, mantan ketua BEM juga panteslah mereka muji. Tapi, apa ini berlaku juga buat Bu Marni yang super aduhai itu? Gue gak yakin karena Cuma kelompok kita yang sudah selesai dan upload ke web pasti Bu Marni tersayang kaget anak emasnya ini bisa selesai jauh sebelum deadline,” oceh Darren yang mulai muak dengan sahabatnya ini. “Mulut lo kayak cewek tahu gak! Gue udah berapa kali bilang bukan gue yang upload! Gue bangun tidur udah lihat itu game itu ada di PC gue, kalau sampai itu ke upload sendiri berarti ada diantara kalian kan yang otak-atik itu PC sampe ke kirim?” kata Sean dengan emosi yang sudah meluap-luap. Alefukka bahkan tidak bisa berkata apa-apa lagi, sedangkan Gilang terlihat masa bodo dengan game yang ia anggap bodoh itu. “Udah deh biarin aja gamenya ke upload atau apalah yang penting kita dapet nilai terus Bu Marni juga gak akan marah juga kali santai aja kan dia nantang doang bisa gak skala internasional? Gak berarti kita harus nurutin, botak lama-lama nurutin itu,” kata Gilang sambil menyesap sebatang rokok, asapnya terlihat mengepul di wajah mereka bertiga. Darren terlihat kesal dengan jawaban Gilang yang tidak merespon sama sekali kekesalannya malah lebih terlihat membela Sean yang jelas-jelas sudah salah. ‘Gue tantang lo mainin game buatan lo dan battle sama gue, kalau lo kalah lo harus nurutin semua permintaan ghue, tapi kalau lo yang menang maka gue akan selalu tunduk sama lo dan nurutin apapun kemauan lo. Lo tau kan gue sekarang bergabung dengan pro player dari seluruh dunia? Gue bahkan gak yakin lo bisa menang hanya karena lo pencipta game’ Sean membaca pesan dari Fendi teman masa SMA-nya dengan wajah kusut, urusannya dengan genknya saja belum selesai sekarang harus meladeni kerewelan Fendi yang menuntut untuk Battle game. “Guys ada yang nantang kita, apa ada yang mau bantu gue buat ngalahin Fendi? Kayaknya kita bisa manfaatin Fendi kalau kita menang karena dia janji akan nurutin semua permintaan gue kalau gue menang, but kalian tau sendiri sekarang Fendi gabung di tim pro player dari seluruh dunia,” kata Sean yang tampak berpikir kira-kira keuntungan apa yang bisa ia manfaatkan jika ia menang melawan Fendi. Mereka berempat pun memikirkan apa kira-kira yang bisa ia manfaatkan dari Fendi saat mereka menang nanti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN