Part 37. Obrolan

1830 Kata

Abi hanya bisa berdecak, sembari menggelengkan kepala, mendapati ketiga temannya, yang masih belum berhenti membully dirinya--karena Rinda. Oh… gadis kecil itu. Abi tidak tahu apa yang Rinda pikirkan, hingga membawakannya bekal makanan—yang saat ini ada di hadapannya. Satu tepak berwarna merah, yang isinya adalah nasi goreng, dengan telur ceplok mata sapi di atasmya. Bukan! Bukan Abi yang membuka tepak yang Rinda berikan padanya, dengan wajah sedih—saat Abi tetap memutuskan ikut bersama ketiga sahabatnya—makan di luar. Radit—si gesrek yang satu itu yang mengambil alih tepak darinya, membukanya, lalu tertawa menggoda dirinya. “Ini kelihatannya enak banget lho, Bi.” Tuh… kan. Radit masih belum mau berhenti menggodanya. Abi melirik Radit kesal. “Ya udah… lo makan aja. Gue ikhlas kok. Benera

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN