"Ada apa dengan kamu, Fajar? Kerjaan kamu banyak yang delay, revisian menumpuk, kurang berapa hari lagi kamu harus memulai tugas, kalau kamu tidak siap dengan semua ini harusnya bilang sejak awal ..." Fajar tidak mendengarkan lagi kalimat yang didengungkan oleh atasannya lagi, fokusnya benar-benar pecah. Antara mood-nya yang mendadak buruk dan kerjaan yang semuanya kacau akibat keteledorannya padahal ia sudah berusaha sekuat mungkin untuk bersikap profesional dengan tidak mencampurkan masalah hati dalam kerjaan. Tetap saja, yang namanya mood itu nggak bisa bedain mana pekerjaan mana yang urusan hati, semua ikut serta larut dalam kegelisahannya. "Saya mohon maaf karena kurang teliti dalam mengerjakannya, saya akan mengerjakan kembali dengan lebih hati-hati." Fajar— semua orang juga tahu