Chapter 2 : Warisan dari sang ayah

1502 Kata
 Walaupun Kevin membangkitkan sebuah kekuatan di dalam dirinya, tapi sayangnya dia dikalahkan oleh monster tanpa mulut, yang memiliki kekuatan psikokinesis sehingga dia bisa menghempaskan Kevin sampai menghantam lemari, lalu terkapar tak sadarkan diri, di dalam rumah yang sedang dalam keadaan terbakar.   Namun, singkat cerita, Kevin mulai siuman dari keadaan pingsannya, lalu saat dia terbangun, dia merasa terkejut karena kini dia sedang berada di sebuah ruangan yang cukup sempit, dan ruangan itu hanya diterangi oleh satu bola lampu yang hampir redup.  Di ruangan itu juga, Ada sebuah tangga yang bisa dinaiki untuk menuju ke lantai atas, ada sebuah lemari usang yang sudah berdebu dan dipenuhi oleh jaring laba-laba, bahkan ada juga sebuah berangkas yang menempel di dinding, dan satu hal lagi adalah sofa tempat Kevin sedang berbaring saat ini, dia sudah sepenuhnya siuman dari keadaan pingsan. Tempat Kevin berada saat ini, terasa seperti bunker yang sudah lama ditinggalkan.  Kevin merasa heran, karena hal terakhir yang dia ketahui ialah, Kevin sedang berhadapan dengan monster yang membunuh ibunya, di dalam rumahnya yang terbakar, lalu dia berhasil dikalahkan dan akhirnya pingsan, namun saat ini dia malah terbangun di sebuah bunker yang terasa asing bagi dirinya.  Setelah melihat-lihat ke berbagai sudut di dalam bunker tersebut, Kevin mendekati sebuah berangkas yang berada disana, dia terus memperhatikan berangkas itu dengan sangat teliti, lalu dia menemukan goresan di dinding, yang membentuk angka ‘1145’.  Maka tanpa pikir panjang, Kevin segera menggunakan empat digit angka tersebut untuk membuka berangkas yang ada di hadapannya. Lalu ternyata dia berhasil, berangkas itu dapat terbuka sehingga isi di dalamnya sekarang bisa terlihat dan bisa diambil oleh Kevin.  Isi di dalam berangkas itu adalah sebuah pistol berukuran sedikit besar dari pistol lainnya, pistol itu berwarna hitam dengan corak garis berwarna hijau yang menghiasinya. Ada beberapa kotak peluru yang siap dimasukan ke dalam pistol tersebut, dan ada juga sebuah tabung yang terlihat seperti termos transparan.  Lalu disana juga ada secarik kertas yang keadaannya sudah usang dan hampir hancur, sepertinya benda-benda itu sudah tersimpan cukup lama di dalam sana. Isi tulisan dalam kertas tersebut berbunyi.  “Kevin, salam hangat dari ayah ... Semoga kamu bisa menemukan keberadaan senjata ini sebelum hari kehancuran tiba, sehingga dengan senjata ini kamu bisa melindungi ibumu dan terus bertahan hidup.  Maafkan ayah karena tidak bisa berada disisi kalian ketika kalian sangat membutuhkan ayah. Karena belakangan ini ada banyak urusan yang harus ayah selesaikan, bahkan ayah juga memiliki firasat bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi pada ayah, itulah sebabnya ayah menulis surat ini. Jika benar-benar ada hal buruk yang terjadi kepada ayah, maka ayah ingin supaya kamu bisa menggunakan senjata ini untuk menghadapi segala macam bahaya. Walaupun ayah belum mengetahui secara jelas tentang apa yang akan terjadi di masa depan nanti, namun ayah berharap semoga kamu dan ibumu akan selalu baik-baik saja.”  Kevin meneteskan air mata ketika sedang membaca surat itu, dia merasa sedih karena pada kenyataannya, ibunya telah tiada. Dan saat ini dia sedang memegang surat peninggalan dari mendiang ayahnya yang telah lama meninggal.  Lalu Kevin melihat tanggal yang tertera pada surat itu, yang merupakan tanggal ketika surat itu dibuat. Walaupun sedikit samar-samar, namun tulisan pada kertas itu menunjukan tanggal ’24 Juli 2005’. Kevin sedikit terhenyak ketika mengetahui tanggal tersebut, karena tanggal tersebut merupakan hari ketika ayahnya masih ada, atau lebih tepatnya, beberapa hari sebelum insiden kematian ayah Kevin terjadi, lalu tubuhnya dinyatakan tak menghilang. Itu berarti memang ada sesuatu yang janggal mengenai kematian ayahnya.  Setelah itu, Kevin juga membaca pesan yang tertulis dibalik kertas itu. Pesan tersebut berisikan informasi mengenai tata cara penggunaan pistol, cara mengisi ulang peluru, dan cara mengekstrak tanduk para monster dengan menggunakan tabung pengekstrak yang kini sedang berada di genggaman tangan Kevin. Selain itu, dalam isi pesan tersebut juga dikatakan bahwa hanya Kevin saja yang dapat menggunakan pistol itu, karena handle pistol itu telah dilengkapi oleh teknologi yang hanya dapat mengenali DNA Kevin, sehingga tidak akan ada orang lain yang bisa menyalahgunakannya.  Setelah mendapatkan semua benda itu, Kevin memutuskan untuk pergi dari ruangan tempat dia berada saat ini. Dia segera berjalan ke dekat tangga lalu menaiki tangga itu hingga ke atas dan keluar di permukaan atas. Lalu alangkah terkejutnya Kevin, ketika dia mendapati bahwa ruangan bunker itu ternyata berada di bawah rumahnya. Jadi selama ini ayah Kevin memiliki ruangan rahasia yang terletak di bawah rumahnya, namun Kevin dan ibunya tidak pernah mengetahui tentang keberadaan dari ruangan tersebut.  Lalu Kevin yang masih diliputi rasa kebingungan, terus memperhatikan keadaan di sekitarnya, dia meratapi kondisi rumahnya yang sudah dalam keadaan hancur akibat terbakar kemarin, sedangkan keberadaan jenazah ibunya sudah tidak ada disana. Walaupun Kevin berusaha mencarinya dengan cara memeriksa setiap puing-puing yang ada disana, dia tetap tidak bisa menemukan jenazah ibunya.  Oleh karena itu mulai timbul berbagai macam spekulasi di dalam kepalanya. Yakni, apakah monster tanpa mulut itu sudah memangsa ibunya? Atau, Apakah ada orang yang telah datang untuk menolong Kevin sekaligus menguburkan ibu Kevin? Kira-kira siapa orang baik tersebut? Apakah dia adalah teman ayahnya? Atau mungkin sosok dari sang ayah sendiri yang ternyata masih hidup? Sehingga Kevin bisa tiba-tiba terbangun di ruangan bunker bawah rumahnya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang sedang memenuhi kepala Kevin, sehingga dia merasa pusing dan sakit kepala dibuatnya.  Lalu kemana perginya orang yang telah menolong dirinya? Hal itulah yang harus Kevin cari tahu selanjutnya. Ditengah kekacauan yang terjadi akibat dari bencana kiamat monster, Kevin yang sudah kehilangan banyak hal, harus berusaha untuk bertahan hidup sekaligus mencari jawaban atas segala hal yang sudah terjadi kepada dirinya, juga mengenai kekuatan yang saat ini telah dimiliki olehnya.  Banyak misteri yang harus Kevin pecahkan, dan pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terjawab, sehingga semenjak saat itu dimulailah perjalanan Kevin di dunia yang sudah dikuasai oleh para monster. Hari demi hari berganti, bulan demi bulan berganti, hingga akhirnya waktu sudah berselang 3 tahun semenjak hari kiamat monster terjadi, kini usia Kevin sudah menginjak 28 tahun, dan dia menghabiskan waktu sehari-hari hanya untuk berburu monster, tanpa mempunyai tujuan lain.  Dalam kurun waktu tersebut, Kevin sudah berusaha melakukan usaha pencarian informasi ke berbagai tempat, namun dikarenakan kondisi dunia yang kini telah semrawut, dengan banyaknya bangunan yang sudah hancur, dan sebagian besar umat manusia telah binasa, maka sangat sulit bagi Kevin untuk bisa mencari informasi bahkan untuk hanya sekedar mencari orang yang bisa diajak bicara. Di jaman ketika umat manusia sudah hampir punah, sepertinya sudah terlambat bagi Kevin untuk bisa memperbaiki keadaan, sehingga kini yang bisa dia lakukan hanyalah terus berkendara dan bertahan hidup.  Namun, kejadian yang akan mengubah nasib umat manusia akhirnya tiba, yakni ketika terjadinya pertemuan antara Kevin dengan seorang perempuan misterius. Saat Kevin sedang berkendara dengan sepeda motornya sembari memperhatikan keadaan kota yang sudah luluh lantah di sekitarnya, tiba-tiba Kevin dikejutkan oleh kehadiran dari seorang perempuan yang meloncat dari atas, lalu mendarat dan duduk tepat di kursi belakang sepeda motornya.  Kevin yang merasa kaget atas kejadian tersebut, segera bertanya kepada si perempuan yang sedang dalam keadaan duduk di belakangnya itu. “Hey Nona?! Kau siapa?”  “Jangan banyak bertanya! Teruslah mengemudi.” Ucap perempuan itu sembari memembidikan busur panah ke arah belakang untuk menembak para monster kera yang sedang mengejarnya.  Lalu Kevin segera tancap gas, dia memacu laju sepeda motornya hingga kecepatan tinggi, sembari sesekali menengok ke arah belakang untuk memperhatikan perempuan yang sedang diboncengnya, juga para sosok monster yang sedang mengejarnya di belakang.  Perempuan itu memiliki postur tubuh yang proporsional dan terlihat tangguh, rambutnya berwarna hitam panjang dan diikat, dia memiliki busur panah, berbagai anak panah, beberapa pisau, dan tongkat sebagai senjatanya. Dengan kemampuan yang dia miliki, perempuan itu mampu memanah setiap target secara tepat sehingga para pengejarnya itu dibuat kewalahan oleh lesatan-lesatan anak panah dari si perempuan tersebut.  “Wah, kau hebat sekali nona.” Ucap Kevin sambil terus mengemudi.  Namun perempuan itu tidak menanggapi perkataan dari Kevin karena dia sedang serius menghadapi para musuh, hingga akhirnya aksi pengejaran itu telah selesai, dikarenakan para monster yang sudah tertinggal sangat jauh dari laju sepeda motor Kevin. Lalu setelah mereka tiba di suatu tempat yang keadaannya lebih aman, maka mereka berdua memutuskan untuk beristirahat sejenak disana, sembari berbincang-bincang dan saling memperkenalkan diri.  Kevin dan perempuan itu duduk saling berhadapan di tempat yang dulunya merupakan sebuah cafe. Beberapa saat kemudian, Kevin memulai pembicaraan, “Jadi, siapa namamu Nona?”  “Namaku adalah Christa.”  “Oh, Senang berkenalan denganmu, namaku adalah....”  “Kevin.”  “Hah? Bagaimana kau bisa tahu namaku??” Kevin merasa terkejut karena perempuan itu tiba-tiba saja menyebut namanya.  “Tentu saja aku tahu, karena selama ini aku sudah mencarimu kemana-mana.” Jawab Christa.  “Be- benarkah?”  “Aku mencarimu ke tempat tinggal lamamu, dan ke seluruh penjuru kota asalmu. Selama 3 tahun ini kemana saja kau pergi?”  “Aku pergi mencari informasi ke berbagai tempat.”  “Dasar bodoh!!”  “Duuuuuaaaakkkkk!!!” Christa memukul wajah Kevin menggunakan tongkat hingga Kevin jatuh tersungkur. Lalu sambil dalam keadaan berlutut, Kevin berkata, “Ke- kenapa kau memukulku?!”  “Selama ini kau tidak perlu mencari informasi kemanapun, akulah yang akan membawakan informasi kepadamu, tetapi karena keberadaanmu terus menjauh dan sangat sulit untuk ditemukan, maka aku harus menghabiskan waktu selama 3 tahun supaya bisa bertemu denganmu. Bodoh!!”  “E- eeh!! ... Ka- kalau begitu, maaf.”  Jadi sepertinya selama ini, bukan informasi yang sulit dicari oleh Kevin, tetapi Kevin yang sulit dicari oleh informasi.  Lalu Christa mulai menjelaskan tentang informasi yang dia maksud. “Bencana kiamat monster ini, tidak terjadi secara tiba-tiba. Namun ada orang yang merencanakannya sekaligus menjadi dalang atas terjadinya bencana tersebut.”  “A- apa?” Banyak pertanyaan yang mulai bermunculan di dalam benak Kevin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN