Chapter 6 : Oliver

1658 Kata
 Dalam sekejap, suasana restoran yang awalnya sepi itu, berubah menjadi rusuh dan penuh kekacauan, karena si koki yang telah berubah menjadi monster langsung berusaha untuk menyerang dan memakan Kevin, namun Kevin selalu bisa menghindar sambil terus memukul dan menyayat tubuh si monster, dan walaupun Kevin sudah berusaha keras untuk dapat melukai monster itu, tapi ternyata semua serangan yang diberikan oleh Kevin tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap tubuh si monster, setiap pukulan dan sayatan dari Kevin bahkan tidak bisa membuat tubuh si monster bergeming, semua itu tidak mempan dan tidak ada gunanya.  Hingga akhirnya, monster itu berhasil memukul dan menendang tubuh Kevin sampai keluar dari dapur. Lalu, Kevin yang masih merasa kesakitan, tidak ingin lengah dan terus menerus melancarkan serangan terhadap si monster, namun tetap saja Monster itu selalu bisa membalikan serangan dari Kevin, sehingga tubuh Kevin mengalami luka-luka. Lalu, Kevin yang sudah merasa kewalahan segera mengambil kursi kayu dan menghantamkannya ke tubuh si monster hingga hancur, tapi tetap saja hal itu tidak mempan. Yang terjadi selanjutnya malah lebih berbahaya, karena si monster berhasil mencengkram leher Kevin lalu melemparkan Kevin ke meja hingga meja itu hancur berantakan. Saat itulah Kevin menyadari bahwa keputusannya untuk bertindak seorang diri merupakan sebuah kesalahan, apalagi saat dirinya telah mendapatkan serangan berkali-kali namun kekuatannya masih belum bangkit juga, sehingga Kevin khawatir jika dirinya akan lebih dulu mati sebelum bisa bertemu dengan Christa.  Setelah selesai menghajar Kevin, lalu si monster memberdirikan tubuh Kevin, sepertinya monster itu memutuskan untuk mulai memakan Kevin, karena dia segera membuka mulutnya lebar-lebar di hadapan wajah Kevin. Sedangkan Kevin yang sudah tidak berdaya, tidak bisa melakukan apa-apa untuk meloloskan diri dari keadaan berbahaya tersebut. .Kevin mengira bahwa dirinya akan mati untuk kedua kalinya, tetapi kenyataannya tidak begitu. Karena tiba-tiba saja, ada sesosok mahluk yang mendekap dan mendorong monster itu, sehingga tubuh Kevin langsung terlepas lalu ambruk ke lantai. Kemudian dengan pandangan yang samar-samar, Kevin melihat sosok mahluk yang baru saja menolongnya itu.  Dalam keadaan yang lemas dan hampir pingsan, Kevin berusaha melihat sosok mahluk yang telah datang  menolongnya, meskipun penglihatannya samar-samar. .Sosok Mahluk yang telah datang menolong itu ternyata juga merupakan monster gargoyle yang tubuhnya sedikit lebih besar, dengan rambut terurai ke belakang yang tajam seperti duri. Kevin tidak menyangka bahwa akan ada monster gargoyle yang akan menolongnya dari ancaman monster gargoyle lain di restoran itu. Kedua monster gargoyle itu bertarung secara sengit dengan cakar dan taring mereka, keduanya saling menyerang satu sama lain secara habis-habisan. .Lalu sambil menyerang, si koki yang menjadi monster bertanya. “Kenapa kau menolong orang itu??! Kita bisa memakannya bersama-sama!” Ujar si koki.  “Aku tidak memakan manusia.” Jawab monster gargoyle yang telah menolong Kevin itu.  “Apa?!!” Si monster koki sangat terkejut.  Kemudian, si monster penolong Kevin mulai memberikan serangan-serangan pamungkasnya, dia bertarung dengan gerakan muay thai yang sangat mematikan. Dia menendang tubuh lawan dengan sekuat tenaga, lalu beberapa kali mendaratkan serangan dari sikutnya ke wajah lawan, sehingga lama-kelamaan si monster koki mulai kewalahan dan kehabisan tenaga. Maka setelah itu, dengan satu serangan dari cakarnya, tubuh si monster koki berhasil ditusuk dari perut hingga tembus ke punggungnya. Dan hal itu menyebabkan si monster koki langsung mati dan ambruk di lantai, beberapa saat kemudian mayatnya terbakar hingga menjadi abu, sedangkan tanduknya dibiarkan tergeletak disana karena benda itu lama kelamaan juga akan melebur dengan sendirinya.  Setelah itu, Kevin terus memperhatikan si monster berambut runcing yang sedang berjalan mendekati tubuhnya, dan ketika tangan si monster itu akan menggapai tubuh Kevin, lalu mata Kevin segera tertutup sepenuhnya, karena dia sudah benar-benar lemas sehingga dia jadi tak sadarkan diri.  Singkat cerita, Hari sudah mulai malam, secara mengejutkan Kevin siuman di tempat yang asing bagi dirinya. Kevin membuka matanya dengan perasaan heran, Karena Saat ini dia sedang berada di sebuah ruangan kamar yang gelap, dan tubuhnya sedang terbaring di atas kasur dengan kondisi luka-luka, namun semua luka itu sudah dirawat dan dibalut dengan perban. Oleh karena itu Kevin jadi merasa terkejut sekaligus takjub, kemudian dia melihat ke arah jam dinding yang berada di kamar itu. Waktu menunjukan bahwa saat ini sudah jam 8 malam.  Setelah itu, Kevin bergegas keluar dari ruangan kamar tersebut, dengan langkah perlahan Kevin berjalan ke ruang tamu yang menyatu dengan ruangan dapur. Rupanya saat ini Kevin sedang berada di kamar apartemen milik seseorang.  Tempat Kevin sedang berada saat ini merupakan sebuah bangunan apartemen kelas menengah ke bawah, walaupun apartemen itu tidak terlihat mewah, namun kondisinya cukup nyaman untuk dihuni. Di ruangan dapur, Kevin melihat ada seorang pria yang sedang memasak hidangan sup di panci, lalu pria itu juga memotong beberapa sayuran dan memasukannya ke dalam panci tersebut. Sosok orang itu terlihat kekar, dengan pakaian berwarna merah, dan rambut panjang yang diikat.  Lalu saat pria itu melihat bahwa Kevin sudah bangun, maka dia segera menyapa Kevin dan berbicara.  “Oh, hey. Selamat malam ... Sebelum kau pergi, aku ingin kau makan dulu.”  Kevin sempat terdiam sejenak, saat tiba-tiba disapa oleh pria itu, lalu Kevin memberikan pertanyaan.  “Si- siapa kau sebenarnya?” Tanya Kevin dengan rasa penasaran.  “Namaku adalah Oliver ... Aku akan menceritakan kepadamu tentang kejadian tadi sore, tapi pertama-tama kau harus makan denganku.”  “A- apa?” Kevin terkejut.  Singkat cerita, Kevin sudah dalam keadaan duduk di meja makan, lalu Oliver menghidangkan semangkuk sup dan nasi kepadanya, untuk dimakan oleh Kevin, dan tentunya Oliver juga akan ikut makan bersama Kevin. Bahkan Oliver juga meyakinkan Kevin bahwa makanan yang dihidangkannya aman untuk dikonsumsi dan tidak dibuat dari bahan manusia sama sekali. Seperti yang telah dikatakan oleh Oliver bahwa jika Kevin sudah selesai makan, maka dia akan menjelaskan tentang apa yang sudah terjadi kepada Kevin.  Oleh karena itu Kevin mulai mengambil sendok dan makan bersama Oliver, Kevin dan Oliver menyantap hidangan itu dengan lahap, seakan tidak ada hal yang telah terjadi. Kemudian, setelah mereka berdua selesai makan, maka Oliver mulai menceritakan tentang kejadian tadi sore kepada Kevin.  “Kau bisa mulai menceritakan kepadaku tentang dirimu.” Suruh Kevin kepada Oliver.  “Baiklah ... Sesungguhnya, aku ini adalah seekor monster Gargoyle.”  “Aku sudah menduganya, jadi kau adalah monster yang tadi sore telah menolongku."  “Iya, benar sekali. Apakah kau sudah tahu mengenai monster gargoyle? Kami bisa berubah wujud menjadi manusia yang sesuai dengan karakteristik diri kami, sehingga kami bisa hidup membaur dengan manusia lainnya.”  “Ya, kau tidak perlu menjelaskan hal mengenai monster gargoyle kepadaku, aku ini bukan orang awam ... Yang ingin aku ketahui hanyalah, kenapa kau menolongku??” Tanya Kevin secara tegas.  “Baiklah kalau begitu. Hmm, Darimana aku harus memulainya ya? ... Bisa dibilang, bahwa aku ini adalah monster gargoyle yang tidak memakan manusia.” Ucap Oliver.  “Apa?” Kevin bertanya seakan tidak percaya.  “Aku bersungguh sungguh.”  “Bagaimana bisa? Monster gargoyle itu sangat suka memangsa manusia.”  “Bukankah, manusia juga ada yang vegetarian, iya kan?” Ucap Oliver.  “I- iya juga sih, tapi bagaimana caramu supaya bisa menahan hasrat ingin memangsa manusia?” Kevin bertanya dengan sungguh-sungguh.  “Itu Karena, aku keluar dari celah dimensi semenjak diriku masih kecil.”  “Hah?”  “Singkat cerita, aku ini dirawat oleh manusia semenjak kecil, sehingga aku sudah terbiasa mengkonsumsi makanan manusia. Walaupun semuanya hambar, tapi aku bisa memakannya.”  “O- oh ... Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih, tapi aku masih penasaraan, karena kau belum menjawab pertanyaanku dengan benar, kenapa kau mau menolongku?” Tanya Kevin lagi.  “Tadi, Aku kebetulan sedang lewat di daerah itu. Lalu aku merasakan adanya dua monster gargoyle yang sedang bertarung, sehingga aku bergegas mendatanginya. Namun ketika aku tiba, rupanya hanya ada satu gargoyle disana, yang sedang berusaha untuk memakanmu. Sehingga tanpa pikir panjang aku segera menolongmu. Setelah itu, ketika aku mendekati tubuhmu, rupanya aku memang merasakan adanya kekuatan monster di dalam tubuhmu, dan kekuatan tersebut bergejolak ketika kau sedang diambang kematian, namun sekarang sepertinya kekuatan itu sudah redup kembali ... Dan Sekarang aku hanya melihatmu sebagai seorang manusia biasa.” .“Hmm, ya, kau memang tidak salah sih.”  “Jadi, kau itu apa? Apakah kau adalah manusia atau monster?” Tanya Oliver penasaran.  “Eumm, sebenarnya banyak hal yang ingin aku ceritakan juga tentang diriku kepadamu, tapi aku belum bisa mempercayaimu sepenuhnya.”  “Tidak apa-apa. Aku bisa mengerti ... Tapi, apakah kau akan melaporkanku kepada pasukan pemburu monster?” Tanya Oliver dengan ekspresi wajah ketakutan.  “Hah? Tidak, tentu saja tidak, kenapa kau bilang begitu?”  “Karena aku menemukan alat ini di dalam sakumu.” Ucap Oliver, sambil menyerahkan alat pendeteksi monster kepada Kevin.  “Oh, ini. Aku mencurinya dari seorang prajurit pemburu monster.”  “Apa?? Kau harus hati-hati dengan mereka, jika mereka sampai tahu bahwa di dalam tubuhmu ada kekuatan monster, maka mereka pasti akan berusaha menangkapmu dan menjadikanmu sebagai objek eksperimen ... Asal kau tahu saja, mereka itu adalah anak buah NeoGen. Aku bisa merasakan energi monster dari setiap produk NeoGen.”  “Ya, aku sudah tahu mengenai hal itu.”  “Wah, sebenarnya kau itu siapa? Kau sudah tahu mengenai banyak hal.” Ucap Oliver dengan penuh kekaguman.  “Hanya sebagian kecilnya saja ... Oh iya, bicara tentang pemburu monster, apakah kau mengenal seorang pemburu monster yang bernama Christa?” Tanya Kevin.  “Christa ... Hmm, sepertinya aku pernah mendengar nama itu, tapi aku tidak tahu yang mana orangnya. Di kota ini ada banyak pemburu monster, dari yang resmi milik NeoGen, sampai yang berburu atas kehendak sendiri, mungkin karena unsur dendam atau jual beli tanduk di pasar gelap, entahlah. Tapi sepertinya perempuan yang bernama Christa itu merupakan seorang pemburu monster yang bertindak atas kemauannya sendiri.”  “Ya, sepertinya begitu. Tujuanku saat ini adalah mencari Christa, beritahu aku jika kau mendapatkan informasi tentangnya. Kau punya pena dan kertas.”   “Tentu, tunggu sebentar.”  Lalu Kevin menuliskan nomor teleponnya untuk diserahkan kepada Oliver, sehingga mereka bisa menghubungi satu sama lain. Oliver terlihat sangat mengagumi Kevin karena dia merasakan adanya kekuatan yang besar di dalam tubuh Kevin, selain itu dia juga tertarik pada kehidupan Kevin yang sepertinya terlibat dengan hal besar.  Beberapa saat kemudian, Kevin pergi meninggalkan apartemen tempat Oliver tinggal, dia mengambil sepeda motor miliknya yang sudah terparkir di lantai bawah apartemen, lalu dia mengendarai sepeda motor itu untuk pulang menuju ke rumahnya. Dalam perjalanan, Kevin merasa takjub karena dia bisa bertemu dengan monster yang berbeda dari monster lainnya, Oliver sepertinya merupakan monster yang baik dan bisa dipercaya, namun Kevin belum bisa percaya sepenuhnya kepada Oliver sehingga dia harus tetap waspada.  Lalu, sesampainya dia di rumah, Kevin berdiri di dekat pintu depan sambil menghela nafas. Kevin bersiap untuk kembali dimarahi oleh ibunya, dan ternyata benar saja, sesaat setelah dia masuk, teriakan yang cukup keras mulai terdengar. Teriakan itu berasal dari Kevin yang mendapat pukulan selamat datang dari ibunya, karena dia pulang terlalu larut malam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN