-22- Suasana di ruang makan kediaman Zayan dan Dahayu sangat hening. Yang terdengar hanya denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Sedangkan kedua pasangan itu masih berdiam diri dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Semenjak tiba tadi sore, Zayan tampak bermuram durja. Pria berhidung bangir itu hanya menyapa Dahayu ala kadarnya. Selebihnya dia sibuk melamun di ruang kerja. Dahayu yang sebetulnya sangat penasaran, hanya bisa menunggu sang suami siap menceritakan tentang kegundahan hatinya. Dahayu bisa mengira-ngira bahwa akar permasalahannya berpusat di Ivana. Sebab tadi adik madunya itu sempat menelepon dan menanyakan apakah Zayan pulang ke tempat Dahayu. "Pa, weekend ini ada dua undangan pernikahan dari kolega mama. Bisa nemenin?" tanya Dahayu sambil menatap wajah Zaya