Bagian 19 Aku masih terpaku di tempatku duduk. Pikiranku mengelana pada perkataan mama tadi. Kaivan... sedang berusaha membalas dendam karena kematian ayahnya? Jadi, itu alasan dia mengancamku seusai resepsi? Aku mengurut ujung hidungku yang terasa sakit. Ini sungguh membingungkan. Aku bahkan belum mendapat jawaban tentang pernyataan Kaivan tempo hari. Mama sama sekali tidak tahu perihal ayah setelah aku mencoba mengorek informasi. Yang mama tahu hanya sebatas Kaivan ingin balas dendam padaku. Tadi—waktu Kaivan menjemputku pulang, mama hampir melarang Kaivan untuk membawaku pergi. Dia masih berpikiran jika Kaivan itu jahat dan akan menyakitiku. Tapi, setelah aku beri pengertian cukup lama, mama akhirnya membiarkanku pergi dengan syarat harus mengunjunginya minimal dua ka