BAB 20 Kita bisa memilih pergi meninggalkan apapun yang membuat kita tersakiti, walau sebenarnya kita sangat menginginkannya. Memang tidak semudah dengan apa yang kita ucapkan, namun kita harus mengambil satu pilihan yang akan membuat kita berhenti tersakiti. ΔΔΔ Kaila keluar dari dalam kamar mandinya. Pusing di kepalanya sudah lebih baik dari sebelumnya, walaupun wajahnya masih terlihat pucat dan kelopak matanya tampak lebih hitam. Dia melirik sekilas bunga dari Arion tadi, masih berada di atas tempat tidurnya. Bunga itu begitu cantik dan indah. Niat hati ingin membuangnya, tapi sayang. Kaila begitu menyukai mawar putih itu. Pandangannya kemudian beralih pada benda pipih miliknya. Ada puluhan pesan dan delapan panggilan tak terjawab dari orang yang sama, Arion. Sebenarnya teramat se