Perdebatan

1046 Kata
"Bagaimana, Algren? Kau bisa menjalankan tugas penting ini?" tanya Odien karena Algren yang sejak tadi diam membisu. Hanya saja raut wajah pemuda itu tampak kebingungan. "Aku tidak yakin bisa melakukannya, Tuan. Seperti yang kalian ketahui hubunganku dengan Eldron tidak sebaik itu. Kami tidak akur. Eldron sama sekali tidak menurut padaku, jadi bagaimana mungkin kami bisa kompak?" "Kau ini seorang penunggang wyvern, mengendalikan wyvern-mu adalah kewajiban yang harus kau laksanakan. Alasan macam apa itu? Kau tidak bisa mengendalikan Eldron, bukankah tujuan didirikannya RKA untuk mendidik semua penunggang wyvern agar bisa berkomunikasi dengan wyvern-nya? Jika kau belum bisa menguasai wyvern-mu sampai sekarang, lalu apa yang kau pelajari selama ini di academy?" Yang bertanya panjang lebar itu merupakan salah satu menteri yang terlihat marah setelah mendengar pengakuan Algren bahwa dirinya belum bisa mengendalikan wyvern-nya, Eldron. "Dan lagi kalian bertiga merupakan pengajar RKA yang sudah profesional, bukan baru sekarang kalian menjadi pengajar untuk semua penunggang wyvern, bagaimana bisa ada satu siswa kalian yang belum mampu mengendalikan wyvern-nya? Apa saja yang kalian ajarkan padanya?" Kini sang menteri menyalahkan ketiga guru di RKA seraya menatap Morgan, Crowley dan Odien dengan sangat tajam. Karena sang menteri jadi menyalahkan ketiga gurunya atas ketidakmampuannya mengendalikan Eldron, tentu saja membuat Algren merasa bersalah. Padahal ketiga gurunya sudah menjalankan tugas mereka sebaik mungkin, dia yang belum bisa mengendalikan Eldron hingga detik ini, Algren tak pernah menyalahkan orang lain apalagi gurunya karena dia tahu dirinya dan Eldron yang bermasalah karena mereka tidak bisa dekat seperti wyvern dan penunggang yang lain. "Tuan Morgan, Tuan Crowley dan Tuan Odien tidak bersalah. Ini semua murni karena kesalahanku. Aku yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan Eldron," ucap Algren, tegas menyalahkan dirinya sendiri. "Sudah berapa lama kau berada di RKA?" "Sekitar enam bulan," Jawab Algren jujur. Sang menteri pun mendengus. "Enam bulan belajar di RKA dan kau belum juga menguasai cara mengendarai Eldron dan belum bisa mengendalikannya, aku jadi mempertanyakan kredibilitas kalian bertiga dalam mengajar siswa-siswa di RKA." Menteri itu terus menyalahkan ketiga pengajar, membuat Algren tak kuasa menahan rasa bersalahnya. Dia tahu harus melakukan sesuatu karena semua yang menimpanya ini bukan atas keinginannya. Bukan keinginannya dia belum sanggup mengendalikan Eldron hingga saat ini. Bukan keinginannya juga dirinya tidak akur dengan Eldron. Dan yang pasti bukan keinginannya juga terpilih sebagai penunggang wyvern itu karena sang pemimpin para wyvern-lah yang memilihnya sendiri di hari pemilihan enam bulan yang lalu. "Sudah aku katakan ini tidak ada kaitannya dengan para pengajar. Mereka sudah menjalankan tugas dengan baik karena buktinya siswa yang lain sudah mampu mengendalikan wyvern mereka, di sini akulah yang bermasalah karena hanya aku yang hingga detik ini belum mampu menunggangi dan mengendalikan Eldron," ujar Algren sekali lagi membela ketiga gurunya yang tak bersalah itu. Sang menteri kini mengulas senyum miring penuh cemoohan pada Algren." Artinya kau yang bodoh dan tidak berkompeten karena di saat penunggang lain sudah bisa menunggangi dan mengendalikan wyvern mereka, hanya kau yang hingga detik ini tidak mampu melakukannya. Kau tidak layak menjadi seorang penunggang wyvern, terlebih penunggang Eldron." Algren mengepalkan tangannya erat hingga buku-buku jarinya memutih, tentu dia tersinggung bukan main dengan ucapkan kasar sang menteri, tapi di sisi lain dia mengakui yang dikatakannya tak ada yang salah sehingga Algren hanya bisa diam mendengarkan semua kata-kata cemoohan itu dilontarkan padanya tanpa mampu membela diri karena memang seperti itu kenyataannya. "Jangan menganggap sepele tugas menunggangi wyvern, Tuan." Semua pasang mata, termasuk Algren, kini tertuju pada sumber suara yang tidak lain merupakan Edrea. "Menunggangi Wyvern sampai bisa mengendalikannya itu sangat sulit. Apalagi Eldron berbeda dengan wyvern lain. Dari yang aku perhatikan Eldron itu sangat arogan, dia tidak ingin diatur atau dikendalikan oleh siapa pun, termasuk penunggangnya sendiri." "Tetap saja pria itu sudah belajar selama enam bulan DI RKA, seharusnya dia setidaknya tahu cara menunggangi Eldron dan belajar mengendalikannya." Namun, sang menteri tampak masih menganggap Algren tak layak menjadi penunggang Eldron. "Karena anda begitu menganggap sepele tugas kami para penunggang wyvern, bagaimana jika anda sendiri mencoba menunggangi dan mengendalikan Eldron? Jika anda sanggup melakukannya maka yang anda katakan tadi memang benar. Algren sangat bodoh dan tidak kompeten, dia juga tidak layak menjadi penunggang wyvern khususnya Eldron. Bagaimana? Anda bersedia mencoba menunggangi Eldron?" Mendengar tantangan yang diberikan Edrea, seketika menteri itu melebarkan mata. "Kurang ajar, berani sekali kau menantangku seperti ini?!" Edrea sama sekali tak gentar walau orang yang dia hadapi sekarang merupakan seorang menteri yang memiliki kedudukan tinggi di kerajaan Regnum dan seharusnya dia hormati. "Aku melakukan ini agar anda bisa merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang penunggang wyvern. Aku tegaskan itu sama sekali tidak mudah, karena itu jangan sembarangan menilai orang lain bodoh dan tidak kompeten. Lagi pula bukan atas keinginan Algren, dia menjadi penunggang Eldron. Melainkan Karena Eldron sendiri yang memilih Algren sebagai penunggangnya. Aku yakin Eldron tidak akan memilih sembarangan orang yang akan menjadi penunggangnya. Dia pasti memiliki alasan memilih Algren. Karena itu Tuan, jangan sembarangan mengatakan Algren tidak layak menjadi penunggang Eldron. Maaf aku bicara panjang lebar begini, aku hanya sedang mencoba mengingatkan Tuan Menteri yang mungkin khilaf dengan kenyataan ini." "Kau … beraninya kau …" Namun, menteri itu tak sanggup melanjutkan ucapannya karena tak dia pungkiri yang dikatakan Edrea memang sebuah kebenaran. "Sudahlah, ini bukan saat yang tepat untuk berdebat. Karena kita ada satu masalah yaitu Algren yang belum bisa mengendalikan Eldron, kurasa kita harus meminta bantuan pada seseorang." Semua pasang mata kini tertuju pada Odien yang tiba-tiba mengeluarkan pendapatnya. "Siapa memangnya orang yang bisa membantuku?" tanya Algren penasaran. "Tentu saja orang yang bernasib sepertimu. Orang yang pernah menjadi penunggang Eldron. Dia pasti tahu cara mengendalikan Eldron karena dia dulu penunggangnya." "Ah, aku setuju denganmu. Kenapa tidak terpikirkan olehku tadi, ya?" Morgan yang berkata demikian sambil terkekeh pelan. "Siapa orang itu? Penunggang Eldron sebelum aku?" tanya Algren dengan tak sabar. "Dion Evander. Ayah dari sahabatmu, Drew Evander. Kau harus menemuinya dan meminta bantuannya." Detik itu juga Algren terbelalak dan mematung di tempat. Dia harus menemui ayah Drew dan entah kenapa dia merasa takut karena mungkin saja keluarga Drew nanti akan menyalahkan dirinya atas kematian Drew. Walau bagaimana pun Drew yang seharusnya menjadi penunggang Eldron jika dilihat dari sejarah keluarga Evander yang selalu menjadi penunggang Eldron, justru posisi Drew itu kini digantikan oleh Algren yang hanya seorang rakyat biasa. Entahlah … yang pasti Algren sekarang khawatir keluarga Evander akan memperlakukannya dengan buruk jika dia nekat mendatangi kediaman mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN