PART. 18

860 Kata

Mereka makan malam bersama. "Nini, sekali-sekali undang dong keluarga calon besan makan malam di sini, jadi Kak Vanda bisa ngobrol dengan Kak Razzi." "Rara iih, mau ngobrol apa?" Vanda mencubit lengan Rara. "Tanya Paman Vano, sama Acil Asma. Orang mau kawin yang diobrolin apa." "Nikah, Rara!" Seru Asma. "Sama saja, Acil." "Kalau belum menikah, tidak boleh kawin." "Jaman sekarang, banyak yang kawin dulu baru nikah." "Rara, tidak boleh bicara begitu!" Sergah Asifa. "Itu kenyataan Amma, kenyataan. Amma tidak tahu ya, teman Rara yang hamil, terus bayinya dikubur, terus ditangkap Polisi?" "Amma tahu, tapi tidak usah membicarakan hal seperti itu. Jangan sampai ada keturunan Amma yang begitu." "Kembali keusul Rara!" Seru Rara. "Rara benar, untuk lebih mendekatkan kedua calon mempelai,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN