Dengan lembut tangannya menghapus airmata bahagia di pipi Yesha. "Aku ingin bisa membahagiakanmu, menjadi berarti untukmu, dan.. maukah kamu bersama lelaki miskin seperti aku?!" Layvi mengigit bibir bawahnya, ia harap-harap cemas mendengar balasan kekasihnya. Tapi dari matanya tersirat jelas sejuta asa jika ia ingin cintanya bersambut. Yesha ikut menangkup wajah Layvi mesra. Ia mengecup ujung hidung lelakinya. "Kau tahu, aku sangat bahagia bisa diberikan kesempatan mendengarnya langsung dari bibirmu. Ini yang selalu aku nantikan, aku tak butuh kemewahan. Yang aku butuhkan hanya hatimu. Untuk terus mencintai aku, menerima aku yang kadang manja!" Jujur gadis itu. Layvi tersenyum, ia setuju. Yesha memang manja tapi ia suka. Perlahan tangannya merangkul pinggul ramping kekasihnya, kini t